Opini
Pertahanan Iran Jebol? Begini Dugaan Strategi Licik Israel

Serangan udara Israel ke wilayah Iran pada 13 Juni 2025 telah mengguncang persepsi umum mengenai kekuatan pertahanan udara Iran. Banyak yang tak menyangka bahwa negara yang selama ini dikenal dengan sistem pertahanan multilapis dan canggih seperti Iran bisa ditembus begitu saja oleh jet tempur Israel. Bahkan, dalam sejumlah percakapan daring, muncul pertanyaan bernada heran: “Bagaimana mungkin pertahanan Iran bisa jebol seperti itu?”
Namun, melihat lebih dalam dan menelisik laporan-laporan tak resmi yang beredar di media sosial, terutama dari sumber-sumber terbuka di platform X, tampak bahwa keberhasilan Israel kali ini bukan semata karena kekuatan militernya, melainkan karena strategi intelijen yang sangat canggih dan presisi—yang diduga kuat dilakukan oleh Mossad.
Mossad dan Operasi Intelijen yang Mematikan
Sejumlah akun open-source intelijen dan pengamat pertahanan mengungkap bahwa jauh sebelum serangan udara dimulai, agen-agen Mossad telah berhasil menyusup ke dalam wilayah Iran. Mereka tidak hanya melakukan pengintaian, tetapi juga melancarkan sabotase sistematis.
Menurut laporan dari akun @sentdefender, Mossad dan tim komando telah menyusup ke Iran beberapa minggu sebelum serangan. Mereka menanam amunisi berpemandu presisi di dekat sistem rudal anti-udara serta membangun drone kamikaze di dekat peluncur rudal balistik dan jelajah. Seluruh perangkat ini kemudian diaktifkan secara serentak untuk melumpuhkan sistem pertahanan udara Iran sebelum Israel melancarkan serangan utamanya.
Informasi ini diperkuat oleh akun @AryJeay yang mengutip media Israel, termasuk Channel 12, bahwa Mossad memiliki pangkalan rahasia di dalam Iran untuk meluncurkan drone. Drone ini menghancurkan radar dan sistem pertahanan udara, memungkinkan Israel menembakkan rudal dan melakukan penetrasi udara tanpa perlawanan berarti. Bahkan, beberapa laporan menyebut Mossad mendirikan pangkalan drone di sekitar Teheran dan membawa masuk kendaraan pengangkut senjata secara sembunyi-sembunyi ke dalam Iran.
Pernyataan mengejutkan juga datang dari Times of Israel, sebagaimana dilansir oleh akun @TheCradleMedia. Seorang pejabat Israel mengonfirmasi bahwa Mossad telah membangun landasan peluncur drone di dalam Iran. Operasi ini, menurutnya, memanfaatkan teknologi canggih, taktik khusus, dan perencanaan berani yang selama ini dijalankan diam-diam, jauh dari jangkauan intelijen dalam negeri Iran.
Mengapa Serangan 2025 Berhasil, Sedangkan 2024 Gagal?
Tahun 2024, Israel juga pernah mencoba melancarkan serangan, namun gagal total. Iran mampu mendeteksi dan menggagalkan semua upaya tersebut. Jet-jet Israel bahkan tidak mendekati wilayah Iran, dan semua rudal dihancurkan di udara.
Namun pada 2025, situasinya berubah drastis. Jika sistem pertahanan Iran masih sama seperti tahun sebelumnya—dan tak ada bukti telah terjadi pembaruan besar-besaran—lalu mengapa pertahanan itu kini jebol? Jawabannya kemungkinan besar bukan pada kesalahan teknis atau sistem usang semata, melainkan pada keberhasilan infiltrasi Mossad yang sebelumnya tidak terjadi.
Dalam konteks ini, kekuatan Mossad benar-benar menjadi faktor pembeda utama. Infiltrasi sistematis ke jantung sistem pertahanan Iran membuat radar dan peluncur rudal Iran lumpuh sebelum sempat menanggapi ancaman.
Apakah Iran Kebobolan dari Dalam?
Kemungkinan ini sangat besar. Mossad disebut telah mengoperasikan komando yang menempatkan rudal berpemandu presisi di dekat instalasi pertahanan udara Iran. Dengan kata lain, sabotase dilakukan bukan hanya dari udara, tetapi dari darat dan sangat dekat dengan target.
Iran bukan negara yang mudah disusupi. Namun kesuksesan Mossad menunjukkan bahwa ada celah dalam sistem keamanan internal Iran. Apakah ini akibat kelengahan? Apakah ada ‘agen tidur’ yang baru saja diaktifkan? Atau ada pengkhianatan dari pihak dalam? Semua masih menjadi spekulasi, tetapi jelas bahwa sistem dalam negeri Iran tidak sepenuhnya steril dari penetrasi asing.
Keterangan dari akun @zhao_dashuai juga menguatkan dugaan bahwa bukan hanya Mossad, tetapi kerja sama teknologi dan koordinasi udara antara AS dan Israel ikut ambil bagian. F-35I yang dipakai Israel, menurut analisis tersebut, tidak seharusnya bisa menembus sedalam itu ke wilayah Iran, mengingat keterbatasan radius dan kebutuhan membawa tangki bahan bakar eksternal yang menurunkan kemampuan siluman jet tersebut. Artinya, keberhasilan itu tidak mungkin terjadi tanpa dilumpuhkannya sistem radar Iran terlebih dahulu.
Peran Amerika Serikat: Mitra dalam Bayangan?
Banyak pihak menduga bahwa AS sebenarnya turut andil dalam serangan ini, meski tidak secara langsung mengklaim keterlibatan. Vanessa Beeley melalui akun X-nya (@VanessaBeeley) menegaskan bahwa mustahil AS tidak tahu dan tidak terlibat. Alasannya sederhana: serangan semasif ini, yang berpotensi memicu eskalasi regional, membutuhkan koordinasi tingkat tinggi. AS, sebagai mitra utama Israel dan pemilik banyak basis di kawasan Teluk, tentu memiliki kepentingan langsung dan akses ke semua jalur intelijen serta militer di wilayah itu.
Klaim ini memperkuat bahwa serangan ke Iran bukan aksi sepihak Israel, tetapi bagian dari operasi terkoordinasi dengan intelijen Barat lainnya.
Apa Langkah Iran Berikutnya?
Dalam situasi seperti ini, Iran dihadapkan pada dua pilihan besar: membalas secara militer atau membenahi kerentanan internalnya lebih dulu. Sementara publik menunggu serangan balasan, sejumlah laporan menunjukkan bahwa Iran sedang merapikan struktur komando militernya, memperbaiki kebocoran, dan menyusun kembali strategi.
Seperti disampaikan oleh @AryJeay, hampir semua komandan garis depan Iran gugur dalam serangan itu, dan peluncur rudal yang seharusnya digunakan untuk membalas sebagian telah dihancurkan. Artinya, Iran saat ini berada dalam fase reorganisasi besar-besaran sebelum bisa melangkah ke tahap ofensif atau bahkan diplomatik.
Keberhasilan yang Tak Akan Mudah Diulang
Keberhasilan Israel dalam menembus pertahanan Iran pada 2025 ini bukan hasil dari keunggulan teknologi militer semata, tetapi buah dari operasi intelijen yang canggih, sistematis, dan sangat berani. Mossad terbukti menjadi kekuatan tak terlihat yang mampu melumpuhkan sistem pertahanan negara musuh bahkan sebelum peluru pertama ditembakkan.
Namun, satu hal yang perlu diingat: strategi seperti ini tidak mudah untuk diulang. Kini Iran sadar betul bahwa ancaman terbesar bukan hanya datang dari langit, tetapi juga dari dalam rumahnya sendiri.
Dan dari kejutan ini, dunia kembali diingatkan: dalam perang modern, keunggulan bukan hanya soal senjata, tetapi soal siapa yang lebih dahulu tahu dan bertindak diam-diam.