Connect with us

Opini

Trump Muak dengan Ukraina: Sekutu Jadi Beban?

Published

on

Presiden AS Donald Trump “tidak tahan” terhadap Ukraina, begitu menurut seorang pejabat Kiev yang dikutip oleh The Economist. Dalam tujuh minggu, hubungan antara kedua negara berubah dari sekutu menjadi hubungan pelanggan dengan utang-utang imajiner. Ukraina, yang dulu dielu-elukan sebagai benteng demokrasi melawan otokrasi Rusia, kini seperti pelanggan setia yang baru sadar bahwa diskon besar-besaran sudah berakhir. Sang penjual, Washington di bawah kepemimpinan Trump, tampaknya lebih tertarik pada negosiasi harga ketimbang perang tanpa ujung.

Model Rational Actor dalam pengambilan keputusan menjelaskan bahwa aktor politik, dalam hal ini Trump dan pemerintahannya, bertindak berdasarkan kalkulasi untung-rugi yang rasional. Jika selama ini Ukraina mengira bisa terus berbelanja dengan kartu kredit geopolitik tanpa batas, mereka kini berhadapan dengan kasir yang menuntut pembayaran segera. Trump bukan hanya menghentikan pengiriman senjata dan intelijen ke Kiev, tetapi juga menuntut pengembalian ratusan miliar dolar yang konon diberikan oleh pemerintahan Biden sebelumnya. Ironi sejarah, Zelensky yang dulu dielu-elukan sebagai pemimpin demokratis kini harus berhadapan dengan kebijakan ala rentenir dari negara yang dulu menjanjikan dukungan tak terbatas.

Dalam perspektif Model Rational Actor, langkah Trump sangat masuk akal. Perang Ukraina bukan investasi yang menguntungkan bagi Amerika Serikat, setidaknya dalam pandangan seorang pebisnis yang terbiasa menilai segalanya dari keuntungan jangka pendek. Jika Biden menaruh Ukraina dalam neraca sebagai investasi strategis, Trump melihatnya sebagai biaya yang harus dipangkas. Sekarang, dengan Ukraina mengalami kemunduran di medan perang, Trump melihat peluang emas untuk memaksakan negosiasi damai yang tidak hanya menguntungkan AS tetapi juga menciptakan citra dirinya sebagai pembawa perdamaian yang cerdas.

Langkah ini bukan hanya kalkulasi rasional tetapi juga provokasi terhadap seluruh arsitektur hubungan internasional yang telah dibangun selama dekade terakhir. NATO yang selama ini menjadi penyokong utama Kiev kini harus menyesuaikan strategi, sementara Uni Eropa mulai menyadari bahwa tanpa Amerika Serikat, Ukraina hanyalah beban ekonomi dan militer yang semakin berat. Perubahan drastis ini terjadi bukan karena perubahan hati di Gedung Putih, melainkan karena seseorang di Oval Office berpikir bahwa menghemat uang lebih penting daripada membela demokrasi di timur Eropa. Tentu saja, demokrasi di Ukraina adalah barang mewah bagi seorang presiden yang lebih suka berbisnis daripada berperang.

Ukraina kini terjebak dalam dilema eksistensial. Tanpa AS, mereka harus memutuskan apakah akan bertahan dengan sumber daya yang semakin menipis atau berkompromi dengan Moskow. Zelensky, yang selama ini bertaruh pada dukungan tak tergoyahkan dari Barat, kini harus menghadapi kenyataan bahwa sekutu mereka bukanlah sahabat setia tetapi pedagang yang siap menarik karpet kapan saja. Dalam hal ini, Model Rational Actor tidak hanya menjelaskan tindakan Trump tetapi juga menggambarkan posisi Ukraina yang kini harus membuat keputusan sulit berdasarkan perhitungan rasional.

Putin, tentu saja, menyambut baik perubahan ini. Dengan Ukraina kehilangan dukungan AS, Rusia mendapatkan momentum strategis baru. Jika Trump berhasil menekan Kiev ke meja perundingan, Moskow akan mendapatkan keuntungan besar tanpa harus meningkatkan operasi militer lebih lanjut. Perang yang selama ini menjadi pertarungan panjang bisa berubah menjadi negosiasi di mana Ukraina harus menawar dengan tangan kosong. Dalam skenario ini, Model Rational Actor menunjukkan bagaimana perubahan kebijakan satu aktor utama bisa menggeser seluruh dinamika konflik secara drastis.

Sementara itu, para pembela hak asasi manusia dan para pengamat geopolitik di Barat mulai gelisah. Bagaimana mungkin negara yang selama ini mengklaim membela kebebasan dan demokrasi tiba-tiba berubah menjadi broker perdamaian yang lebih peduli pada neraca keuangan daripada prinsip? Jawabannya sederhana: tidak ada kepentingan yang abadi dalam politik, hanya keuntungan yang selalu dihitung ulang. Jika Ukraina dulunya dianggap sebagai perlawanan suci terhadap ekspansionisme Rusia, kini negara itu hanya terlihat sebagai liabilitas keuangan yang terlalu mahal untuk dipertahankan.

Trump, dengan gaya khasnya, mungkin akan menggunakan situasi ini untuk menegosiasikan citra baru sebagai pemimpin yang berani mengambil keputusan sulit. Jika Biden melemparkan miliaran dolar ke dalam jurang perang, Trump ingin menunjukkan bahwa ia bisa mengakhiri perang dengan setengah harga. Dalam model pengambilan keputusan rasional, langkah ini tidak hanya masuk akal tetapi juga brilian dalam konteks politik domestik.

Di sisi lain, Ukraina mungkin berharap ada keajaiban. Mungkin Eropa akan mengisi kekosongan yang ditinggalkan AS, atau mungkin Kongres Amerika akan melawan kebijakan Trump dan tetap mengucurkan dana. Namun, dalam politik realisme yang didasarkan pada kalkulasi untung-rugi, harapan tidak cukup untuk memenangkan perang. Ukraina kini harus menghadapi kenyataan bahwa mereka tidak lagi berada dalam posisi untuk menentukan nasib sendiri tanpa restu dari Washington. Dan Washington, di bawah Trump, tidak lagi tertarik pada cerita kepahlawanan tetapi lebih pada neraca keuangan yang seimbang.

Jika ada satu pelajaran dari perubahan kebijakan ini, itu adalah bahwa perang bukanlah soal moralitas tetapi soal keuntungan. Jika biaya perang lebih besar daripada manfaatnya, maka siapa pun yang rasional akan memilih untuk keluar. Dan Trump, suka atau tidak, adalah seorang rasionalis yang tidak tertarik pada ilusi heroisme. Dengan mengubah Ukraina dari sekutu menjadi pelanggan, ia tidak hanya menciptakan paradigma baru dalam kebijakan luar negeri AS tetapi juga memberikan pelajaran brutal tentang bagaimana dunia benar-benar bekerja. Bagi Ukraina, ini adalah pengingat pahit bahwa dalam politik global, kesetiaan tidak lebih dari sekadar angka di atas kertas.

Click to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *