Connect with us

Opini

Ternyata AS Hanya Kaki Tangan Israel

Published

on

Dalam laporan terbaru yang diterbitkan oleh MintPress News, seorang analis politik, Robert Inlakesh, mengungkap fakta mengejutkan: Washington Institute for Near East Policy (WINEP) adalah organisasi “dark money” yang beroperasi tanpa transparansi, dengan tujuan utama memastikan kebijakan luar negeri AS selalu menguntungkan “Israel”. Ini bukan teori konspirasi, ini realitas yang didukung bukti.

WINEP, yang didirikan dengan restu langsung dari AIPAC, telah memainkan peran kunci dalam mendorong AS ke dalam perang-perang mahal dan berdarah. Dari invasi Irak 2003 hingga kebijakan agresif terhadap Iran dan Suriah, think tank ini bekerja tanpa lelah memastikan kebijakan AS selalu sejalan dengan kepentingan Tel Aviv, meski harus mengorbankan nyawa dan uang rakyat Amerika.

Hebatnya, WINEP dan kelompok lobi sejenis berhasil membuat AS menyumbang miliaran dolar setiap tahun untuk memperkuat militer “Israel”, bahkan ketika warga Amerika sendiri bergulat dengan kemiskinan dan sistem kesehatan yang bobrok. Luar biasa, negeri yang katanya adidaya ini justru sibuk mengutamakan keamanan “Israel” ketimbang kesejahteraan rakyatnya sendiri.

Bukan hanya soal uang, pengaruh “Israel” dalam kebijakan AS juga merambah hingga ke lingkaran pemerintahan. Mantan pejabat WINEP kini menduduki posisi penting di Washington, memastikan setiap kebijakan tetap berpihak pada kepentingan Zionis. Bahkan, kebijakan luar negeri AS terhadap Iran dan Suriah nyaris merupakan salinan langsung dari proposal WINEP.

Lucunya, para politisi Amerika tetap bersikeras bahwa mereka membuat keputusan secara independen. Mereka berbicara soal kedaulatan nasional dengan wajah serius, sambil menandatangani cek miliaran dolar untuk Tel Aviv. Mereka mengutuk campur tangan asing dalam pemilu mereka, tetapi tunduk tanpa syarat pada keinginan lobi pro-“Israel”. Ironi? Lebih dari itu, ini adalah lelucon tragis.

Saat rakyat Palestina dihancurkan oleh bom yang dibeli dengan uang pajak Amerika, Gedung Putih justru berlomba memberikan justifikasi untuk agresi “Israel”. Media arus utama pun ikut bermain, menciptakan narasi bahwa mendukung “Israel” adalah kepentingan nasional AS. Pertanyaannya, sejak kapan kepentingan nasional AS identik dengan kepentingan “Israel”?

Fakta bahwa WINEP menerima nol skor transparansi dalam Think Tank Funding Tracker dari Quincy Institute bukan kebetulan. Dengan label organisasi penelitian independen, mereka bisa mengarahkan kebijakan luar negeri AS tanpa perlu mempertanggungjawabkan sumber pendanaannya. Sebuah mekanisme kontrol yang halus, tetapi sangat efektif.

Jika semua ini tidak cukup sebagai bukti bahwa AS berada dalam cengkeraman “Israel”, mari lihat bagaimana presiden-presiden AS berlomba-lomba menunjukkan kesetiaan kepada Zionis. Setiap pemilu, kandidat dari Partai Demokrat maupun Republik bersaing untuk mendapatkan restu AIPAC. Tidak ada politisi di Washington yang berani menantang “Israel” tanpa mempertaruhkan kariernya.

Dan jangan lupakan betapa besarnya pengaruh “Israel” dalam menentukan kebijakan media dan opini publik di Amerika. Kritik terhadap “Israel” di AS bukan hanya tabu, tetapi bisa menghancurkan karier seseorang. Jurnalis yang terlalu vokal mempertanyakan kebijakan pro-“Israel” akan segera dikucilkan. Akademisi yang berani berbicara dipecat. Begitu kokohnya kendali “Israel” atas wacana publik.

Pada akhirnya, AS bukan lagi negara adidaya dengan kebijakan independen, tetapi lebih mirip mitra junior yang selalu siap mengorbankan diri demi kepentingan Tel Aviv. Selama bertahun-tahun, mereka mengklaim sebagai pemimpin dunia, padahal dalam urusan Timur Tengah, mereka hanyalah ekor yang digerakkan oleh anjing. Selamat datang di realitas politik dunia modern!

Click to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *