Connect with us

Opini

Tak Dapat Gaza, Tepi Barat Jadi Target Baru Israel

Published

on

Israel baru saja memperkenalkan kepada dunia versi terbaru dari formula perdamaian mereka: “pendudukan berkelanjutan.” Menteri Pertahanan Israel, Israel Katz, dengan penuh keyakinan mengumumkan bahwa pasukan Israel akan tetap berada di kamp pengungsi Jenin setelah operasi militer mereka berakhir. Tak ada yang lebih meyakinkan selain pernyataan bahwa “kamp ini tidak akan kembali seperti semula.” Ah, strategi perdamaian yang sangat khas, bukan?

Operasi militer ini, yang telah merenggut nyawa setidaknya 16 warga Palestina dan melukai lebih dari 50 lainnya, seolah menjadi bagian dari upaya Israel untuk menunjukkan bahwa mereka lebih siap menjaga “keamanan” mereka dengan melibatkan kekuatan militer. Namun, apakah ini benar-benar solusi untuk menciptakan kedamaian? Tentu saja tidak. Tindakan ini justru memperburuk ketegangan dan memperdalam luka yang sudah ada. Namun, Israel tahu persis apa yang mereka inginkan: kontrol yang lebih besar atas Tepi Barat.

Israel, sepertinya, belajar sedikit dari kekalahan moral yang mereka hadapi di Gaza. Namun, bukannya mundur untuk mencari jalan damai, mereka justru memutuskan untuk mencoba strategi yang sama di Tepi Barat. Tak dapat Gaza, Tepi Barat pun jadi. Tentu saja, ini bukan upaya untuk memperbaiki situasi, melainkan justru sebuah bentuk ekspansi yang lebih halus. Dengan terus menduduki Jenin dan wilayah lainnya, Israel secara perlahan berusaha menggiring Tepi Barat menuju nasib yang sama seperti Gaza.

Faktanya, setelah 15 bulan konflik brutal di Gaza yang mengakibatkan lebih dari 47.000 korban jiwa Palestina, Israel tampaknya bertekad untuk memperlihatkan bahwa mereka bisa membuat pendudukan ini “lebih efisien” lagi. Apakah itu artinya mereka semakin dekat dengan ambisi mereka untuk aneksasi penuh atas seluruh Palestina? Bisa jadi. Semakin lama mereka berada di Tepi Barat, semakin besar kemungkinannya untuk meraih ambisi tersebut.

Lebih ironis lagi, menteri Israel Katz mengeluarkan pernyataan yang seolah-olah merangkul tanggung jawab besar: mengatasi “terorisme.” Dengan nada penuh keyakinan, ia berkata bahwa pasukan Israel akan tetap berada di Jenin untuk memastikan agar “terorisme” tidak kembali. Ini adalah jargon yang sering dipakai untuk membenarkan kekerasan. Tentu, dalam logika ini, mengirim pasukan militer ke tengah-tengah kamp pengungsi yang penuh dengan warga sipil adalah cara yang “sangat efektif” untuk memastikan tidak ada yang melawan.

Seiring dengan meningkatnya kekuatan politik kelompok sayap kanan di Israel, terutama dengan tokoh seperti Menteri Keuangan Bezalel Smotrich yang mendesak kebijakan keras terhadap Palestina, tak ada yang lebih jelas dari dorongan untuk lebih banyak kekerasan. Smotrich, yang menentang gencatan senjata di Gaza, sepertinya menjadi suara yang mewakili kebijakan pemerintah Israel yang lebih dominan. Bagi mereka, “menjaga perdamaian” sepertinya berarti semakin memperburuk kehidupan warga sipil Palestina.

Pendudukan terus berlanjut, dan klaim Israel bahwa mereka berusaha membawa perdamaian dengan kekuatan militer semakin tidak masuk akal. Tindakan mereka di Jenin dan di seluruh Tepi Barat tidak menunjukkan upaya untuk merangkul perdamaian, tetapi justru menciptakan lebih banyak ketegangan. Jika Israel berharap untuk menundukkan rakyat Palestina dengan cara ini, mereka lupa bahwa represi hanya menghasilkan perlawanan. Sejarah telah membuktikan ini, tetapi mungkin mereka memilih untuk mengabaikannya.

Di tengah kebijakan ini, dunia internasional terus memperhatikan. Tindakan Israel di Jenin hanya akan semakin memperburuk isolasi mereka, meski dengan beberapa sekutu yang masih bertahan. Jika mereka benar-benar ingin menciptakan perdamaian, mereka perlu berhenti menganggap kekerasan sebagai solusi dan mulai berdialog dengan Palestina secara serius. Namun, berdasarkan pola yang ada, kita bisa melihat bahwa bagi Israel, Tepi Barat hanyalah babak baru dari permainan lama: “Tak dapat Gaza, Tepi Barat pun jadi.”

Click to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *