Connect with us

Opini

Serangan Balasan Iran: Langsung Mengarah ke Jantung Israel

Published

on

Oleh: Hannan Hussain (Writer and author)

Sebuah laporan tajam baru-baru ini mengungkap bagaimana Badan Energi Atom Internasional (IAEA) diduga membocorkan informasi rahasia kepada rezim pendudukan Zionis terkait korespondensinya dengan Iran. Laporan ini memperkuat dugaan adanya upaya serupa di masa lalu yang mencederai kepercayaan internasional, dan muncul tepat sebelum serangan tak beralasan “Israel” ke wilayah Iran—menargetkan pemukiman penduduk, fasilitas nuklir, serta infrastruktur militer. Ketegasan Iran bahwa pembalasan atas agresi Zionis adalah keniscayaan kini seharusnya menjadi peringatan keras bagi “Israel” dan Amerika Serikat.

“Rezim [Zionis] itu harus bersiap menerima hukuman berat. Dengan izin Tuhan, lengan kuat Angkatan Bersenjata Republik Islam Iran tidak akan membiarkan mereka lolos dari ganjaran,” tegas Pemimpin Tertinggi Iran, Sayyed Ali Khamenei.

Agresi Zionis kali ini merupakan yang paling serius dalam beberapa dekade terakhir, dan memberikan landasan yang sah bagi Iran untuk merespons secara proporsional. Di Tehran saja, lebih dari 100 orang dilaporkan tewas. Serangan itu menunjukkan dengan gamblang bagaimana “Israel” mengabaikan kedaulatan dan integritas teritorial negara besar di kawasan. Puluhan pesawat tempur menyerang hampir 100 titik di seluruh Iran. Ini adalah bentuk terorisme yang nyata.

Dengan menyasar warga sipil, ilmuwan nuklir Iran, dan pejabat militer senior, “Israel” berusaha menjadikan kehancuran sebagai kenormalan baru demi membenarkan agresi lebih lanjut terhadap Iran. Namun ambisi kriminal tersebut kini dihadapkan pada kenyataan. Iran terus menyiapkan para pengganti bagi para syuhada dan tetap berpegang pada pendekatan strategis untuk menyerang dalam skala dan waktu yang ditentukan sendiri. Serangan udara besar-besaran yang diluncurkan Iran pada Jumat lalu hanyalah pendahuluan dari potensi sebenarnya yang membuat “Israel” ketar-ketir. Bahkan Perdana Menteri Netanyahu secara terbuka mengakui bahwa Iran memiliki “kapasitas signifikan” untuk menekan rezim Zionis ke titik nadir.

Dua hal utama yang mendorong Iran untuk memberikan respons besar adalah: hak untuk membela diri dan keselarasan dengan hukum internasional. Kedua prinsip ini memperjelas bahwa Iran memiliki legitimasi untuk mengambil langkah tegas sebagai balasan atas kejahatan Zionis serta sebagai langkah pencegahan terhadap agresi selanjutnya. Terlebih lagi, Netanyahu sendiri secara terbuka menyatakan bahwa “operasi” akan terus berlanjut selama yang diperlukan, menunjukkan niat untuk terus melakukan pemboman dan menghindari pertanggungjawaban.

Iran tidak kekurangan kekuatan: rudal-rudalnya mampu menjangkau wilayah “Israel” dengan mudah, dan perombakan cepat dalam struktur komando IRGC serta angkatan bersenjata menandakan kesiapan penuh untuk menghadapi kemungkinan perang terbuka.

Amerika Serikat mungkin mengklaim tidak terlibat dalam serangan tersebut, namun rekam jejak sejarah menunjukkan bahwa AS dan “Israel” sering bertindak sejalan. Iran masih mengingat pernyataan terbuka mantan Presiden AS Donald Trump yang menyebut serangan “Israel” terhadap wilayah kedaulatan Iran sebagai “luar biasa” sembari mengancam akan ada lebih banyak serangan. Ini adalah pengakuan terang-terangan bahwa AS turut bekerja sama dalam meningkatkan ketegangan dan memberikan ruang bagi terorisme Zionis untuk berkembang.

Namun, “Israel” tidak bertindak sendirian. Iran memiliki kekuatan militer, kecerdasan strategis, dan mentalitas tempur yang teruji untuk memastikan bahwa mereka yang meremehkan nyawa sipil, infrastruktur vital, dan kepentingan nasional akan menanggung akibatnya. Selama bertahun-tahun, Iran konsisten menerapkan pola serangan balasan yang terukur, tepat, dan defensif, yang menutup celah bagi entitas teroris—khususnya rezim Zionis—untuk terus menciptakan iklim permusuhan di Timur Tengah.

Inilah yang membuat rezim Zionis gelisah. Mereka menggunakan genosida di Gaza sebagai dalih untuk menyerang kedaulatan Iran. Kini, ketika kritik internasional terhadap kejahatan perang “Israel” semakin menguat, Netanyahu melihat peluang untuk melancarkan agresi ke Tehran sebagai pengalihan isu.

Yang gagal disadari oleh rezim Zionis adalah bahwa Iran telah secara resmi menyatakan kampanye pembantaian “Israel” sebagai deklarasi perang, yang menggugurkan semua bentuk kompromi dan sekaligus meruntuhkan klaim netralitas AS. Dukungan Trump menjadi bahan bakar utama agresi Zionis, mulai dari pendanaan pendudukan ilegal, peningkatan kerja sama intelijen, koordinasi dalam menyangkal keterlibatan, hingga perlindungan diplomatik palsu untuk menutupi kejahatan Zionis. Kehilangan nyawa di tanah Iran dan skala serangan udara yang meluas menjadi alasan sah bagi Iran untuk melancarkan perang defensif yang terhormat dan berdasarkan prinsip.

Setiap negara yang enggan membalas dalam situasi seperti ini akan gagal melindungi rakyatnya, mengkhianati eksistensinya sebagai negara, dan melepaskan tanggung jawabnya sebagai penjamin perdamaian dan stabilitas.

Jika “Israel” selama ini menggunakan penindasan terhadap Palestina sebagai bukti penolakan terhadap perdamaian, kemanusiaan, dan kemajuan regional, maka serangan balasan Iran atas agresi “Israel” merupakan bentuk perlawanan yang layak dan sepadan terhadap terorisme yang dilanggengkan oleh rezim Zionis.

Opini sebelumnya tayang di al-Mayadeen.

Click to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *