Connect with us

Opini

Rusia, Kambing Hitam di Teater Absurd Barat dan NATO

Published

on

Tuduhan Barat terhadap Rusia telah mencapai puncak absurd yang baru. Menurut laporan, insiden di Laut Baltik dijadikan bukti agenda jahat Moskow, dengan NATO membenarkan peningkatan kehadiran militer mereka. Orang mungkin bertanya-tanya, apakah musim dingin yang menusuk Eropa atau kebakaran terbaru di California juga akan disalahkan pada Rusia? Mengapa hanya berhenti pada kabel?

Polanya dapat ditebak: sebuah peristiwa misterius terjadi, jari-jari menunjuk ke timur, dan Rusia segera menjadi penjahatnya. Baik itu kerusakan pada jalur komunikasi atau armada minyak bayangan, tuduhan muncul lebih cepat daripada penyelidik tiba di lokasi. Narasi ini bahkan tidak menunggu fakta, tetapi mengapa repot-repot dengan fakta jika cerita yang menarik sudah cukup?

Maria Zakharova, juru bicara Kementerian Luar Negeri Rusia, terlihat lelah menghadapi situasi ini. Ia mengecam “kemunafikan fantastis” Barat, yang buru-buru menyalahkan Moskow atas kerusakan kabel tetapi mengabaikan sabotase Nord Stream. Tentu saja, insiden terakhir ini—yang menjadi pukulan besar bagi keamanan energi Eropa—dianggap sebagai masalah kecil. Sangat nyaman, bukan?

Kemurkaan selektif Barat tidak berhenti di situ. Serangan drone Ukraina terhadap stasiun kompresor Rusia hampir tidak tercatat di radar Eropa. Namun, Eropa dalam hal yang sama berteriak keras ketika klaim tanpa bukti terhadap Rusia muncul. Tampaknya, kemarahan moral kini tergantung pada keselarasan geopolitik. Siapa sangka keadilan memakai warna NATO?

Mungkin kita salah memahami peran Rusia dalam narasi global. Rusia kini bukan hanya negara, melainkan kambing hitam universal. Ketika banjir melanda atau kekeringan memanas, mungkin kita harus memeriksa mesin cuaca Kremlin. Jika roti panggang Anda gosong besok pagi, itu mungkin juga kesalahan Putin. Tingkat pengalihan perhatian ini bisa menjadi komedi, jika saja konsekuensinya tidak begitu serius.

Ambil contoh insiden Nord Stream. Meledak dalam keadaan misterius, penghancuran pipa ini jelas-jelas merupakan “serangan teroris.” Namun, siapa yang diuntungkan? AS sudah menyatakan pada awal 2022 bahwa Nord Stream tidak akan bertahan jika Rusia menyerang Ukraina. Ketika itu benar-benar terjadi, keheningan pun terasa memekakkan. Aneh, bukan?

Alih-alih menyelidiki secara menyeluruh, Uni Eropa justru mengarahkan energinya untuk mempromosikan mitos “ancaman Rusia.” Tuduhan tentang kampanye sabotase Rusia terus beredar, tetapi isu nyata—seperti melonjaknya biaya energi dan memburuknya kondisi hidup—diabaikan. Mengapa menyelesaikan masalah domestik jika Anda bisa menunjuk jari ke luar negeri?

Kata-kata Zakharova tentang “menyulut ketakutan” terasa sangat relevan. Dengan terus menyebarkan mitos kapal-kapal Rusia yang berbahaya, Barat menjaga populasinya tetap gelisah. Menjual ketakutan, dan juga mendukung kebijakan yang mungkin akan menghadapi penolakan. Memperkuat kehadiran NATO di Baltik? Sangat masuk akal, selama monster Kremlin masih mengintai di dekatnya.

Tragedinya adalah betapa mudahnya permainan ini memanipulasi persepsi publik. Pembaca diperlakukan sebagai konsumen berita sensasional yang tak berpikir kritis. Ketika setiap narasi dibingkai sebagai pertarungan antara kebaikan dan kejahatan, pemikiran kritis menjadi korban. Namun, tentu saja, tidak semua dari kita begitu mudah tertipu. Apakah orang biasa tidak mampu membedakan antara kenyataan dan teater geopolitik?

Dalam teater ini, Rusia memainkan peran penjahat dengan begitu meyakinkan sehingga bahkan penolakannya pun langsung dianggap sebagai propaganda. Jika Moskow berbicara, itu adalah “disinformasi.” Jika diam, itu adalah “kesalahan karena diam.” Tidak ada yang menang ketika naskah sudah dicurangi. Dan begitu, sandiwara ini terus berlanjut, dengan tepuk tangan dari mereka yang enggan mempertanyakannya.

Kemunafikan Barat akan mengundang tawa jika saja tidak begitu merusak. Dengan memprioritaskan permainan tuduhan dibandingkan solusi nyata, NATO dan sekutunya justru merongrong keamanan yang mereka klaim lindungi. Hasilnya? Ketegangan yang meningkat, sumber daya yang terbuang, dan populasi yang semakin skeptis terhadap narasi resmi. Mungkin skeptisisme itu adalah sisi terang dalam komedi suram ini.

Ketika saga Laut Baltik ini berlanjut, satu hal menjadi jelas: ini bukan tentang kabel atau pipa. Ini tentang kontrol—atas narasi, aliansi, dan sumber daya. Yang benar-benar dirugikan bukanlah pemerintah, melainkan rakyat, yang terjebak dalam jaring propaganda dan pengalihan. Saatnya kita mengurai kebisingan dan berpikir kritis, agar kita tidak menjadi pion dalam sandiwara geopolitik absurd ini.

Click to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *