Connect with us

Opini

Pertukaran Tahanan: Ketika Kebrutalan Menjadi Kemenangan

Published

on

Pada Minggu malam, 90 tahanan Palestina, termasuk perempuan dan anak-anak, dibebaskan oleh otoritas Israel dalam rangka kesepakatan gencatan senjata dan pertukaran tahanan. Tidak hanya sebatas angka, ini adalah momen bersejarah yang menunjukkan betapa “beradabnya” cara-cara Israel dalam memperlakukan para tahanannya. Sementara itu, tiga tahanan Israel yang dibebaskan terlihat “sehat-sehat saja” dengan pakaian bersih dan senyum lebar, seolah baru pulang dari spa.

Hamas, dalam pernyataan mereka, dengan penuh rasa bangga menunjukkan betapa perbedaan perlakuan terhadap para tahanan ini menggambarkan perbedaan yang lebih besar: antara “kebrutalan” pendudukan dan “kebaikan hati” perlawanan. Para tahanan Palestina yang dibebaskan terlihat seperti baru saja bertemu dengan trauma, sementara tiga tahanan Israel tampak lebih seperti model fashion yang baru selesai pemotretan. Betapa tidak adilnya dunia ini, bukan?

Namun, jangan khawatir. Gencatan senjata ini bukanlah tanda bahwa semua peperangan telah usai. Tidak, itu hanya langkah awal. Tentu, tidak ada yang lebih membahagiakan selain melihat para tahanan Palestina, yang selama bertahun-tahun terkurung dalam jeruji penjara, dibebaskan. Tapi, ingatlah, ini hanya salah satu bagian dari pertempuran yang jauh lebih besar. Kemenangan bukan hanya ketika satu tahanan dibebaskan, melainkan ketika tanah yang dijajah bisa kembali ke pangkuan pemiliknya yang sah.

Sementara itu, di sisi lain dunia, para pendukung perlawanan Palestina merayakan gembira atas pembebasan ini. Mereka tidak hanya menyambut para tahanan, tetapi mereka juga menyambut semangat perlawanan yang telah bertahan begitu lama. Bagaimanapun juga, siapa yang bisa mengabaikan simbol kekuatan rakyat yang bangkit meskipun dibombardir dan dibantai dengan brutal? Ada sesuatu yang sangat paradoks dalam perayaan ini: kebebasan yang diperoleh lewat kesepakatan yang lebih banyak dicontohkan oleh senyuman para tahanan Israel daripada tahanan Palestina yang kelelahan.

Israel tentu saja sangat bangga dengan “kesuksesan” diplomatik mereka, yang memungkinkan mereka untuk menjaga kesan “beradab” mereka. Namun, dunia harus membuka mata lebih lebar. Sementara Israel melakukan pertukaran tahanan dengan tampilan yang teratur dan rapi, di sisi lain, ribuan tahanan Palestina hanya bisa berharap ada sedikit keadilan yang diberikan kepada mereka. Kebijakan ini adalah bentuk lain dari penyiksaan psikologis, di mana mereka yang dibebaskan merasa seperti terperangkap dalam sebuah sistem yang tak kunjung memberi ruang untuk kemanusiaan.

Gencatan senjata ini, meski diharapkan sebagai langkah menuju perdamaian, tetap menjadi sebuah permainan politik. Apa yang terjadi di belakang layar adalah perhitungan taktis dalam memastikan bahwa satu pihak tetap mendapat keuntungan lebih besar. Tidak ada yang lebih menyedihkan daripada melihat bagaimana kebebasan digantungkan pada jumlah pertukaran dan bukan pada hak dasar untuk hidup bebas dari ketakutan. Sementara itu, rakyat Palestina tetap berjuang untuk apa yang seharusnya mereka miliki: tanah yang sah dan kehidupan yang bebas dari pendudukan.

Namun, pertukaran tahanan ini menyiratkan sebuah pesan: bahwa ketidakadilan akan selalu menemukan jalannya, meskipun dihadang dengan segala bentuk kebrutalan. Para tahanan yang dibebaskan adalah simbol dari perlawanan yang tak pernah pudar, meskipun mereka mungkin terlihat lelah dan tergores oleh waktu. Kemenangan mereka adalah kemenangan rakyat yang terus berjuang, bahkan ketika dunia tampaknya berpaling ke arah lain. Kesepakatan ini mungkin merupakan langkah kecil menuju perubahan besar, tapi bagi Palestina, itu lebih dari sekadar pertukaran individu: ini adalah pernyataan bahwa perlawanan akan terus berlanjut, dengan atau tanpa kesepakatan internasional.

Click to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *