Connect with us

Opini

Pengkhianatan Otoritas Palestina di Tepi Barat

Published

on

Oleh: Lutfi Awaludin Basori

Langkah Otoritas Palestina (PA) baru-baru ini di Jenin mengundang perhatian serius. Dengan dalih menjaga ketertiban dan hukum, pasukan keamanan PA melancarkan operasi yang menargetkan pejuang perlawanan. Operasi itu menewaskan Yazid Ja’ayseh, seorang komandan Brigade al-Quds, dan melukai sejumlah warga sipil, termasuk seorang anak yang kini dalam kondisi kritis. Peristiwa ini bukan hanya menimbulkan luka fisik di Jenin, tetapi juga melukai perjuangan rakyat Palestina.

PA berdalih bahwa operasi ini bertujuan menciptakan stabilitas dan keamanan. Namun, langkah ini sulit dimaknai sebagai sesuatu yang sejalan dengan kepentingan rakyat Palestina, terutama karena PA bekerja dalam koordinasi keamanan dengan Israel. Kerjasama ini, yang disebut-sebut sebagai upaya diplomasi, faktanya lebih sering digunakan untuk menekan kelompok-kelompok perlawanan yang menjadi tulang punggung perjuangan rakyat Palestina melawan pendudukan. Dalam situasi ini, tidak heran jika banyak pihak yang menilai bahwa tindakan PA lebih menguntungkan Israel daripada rakyat Palestina.

Realitas di lapangan menunjukkan bahwa Israel terus memperluas permukiman ilegal, menghancurkan rumah-rumah warga, dan memperketat pendudukan. Dalam konteks ini, tindakan PA justru melemahkan perlawanan yang menjadi harapan rakyat Palestina. Langkah seperti di Jenin hanya memperkuat kontrol Israel di Tepi Barat, sementara PA terus kehilangan legitimasi di mata rakyatnya sendiri. Jika mereka mampu berunding dengan Israel, mengapa tidak bisa membangun persatuan dengan sesama rakyat Palestina?

Masalah ini tidak hanya terkait dengan koordinasi keamanan, tetapi juga kegagalan PA untuk mengutamakan persatuan nasional. Alih-alih memprioritaskan rekonsiliasi dengan Hamas dan kelompok perlawanan lainnya, PA tampaknya lebih fokus pada stabilitas politik mereka sendiri. Konflik internal ini, yang terus berlanjut, menjadi salah satu alasan utama mengapa perjuangan Palestina melemah. Padahal, persatuan adalah senjata paling efektif untuk melawan pendudukan, dan Israel dengan cerdik memanfaatkan perpecahan ini untuk mempertahankan kekuasaannya.

Menyebut tindakan PA sebagai pengkhianatan mungkin terdengar keras, tetapi kritik ini tidak datang tanpa alasan. Ketika langkah-langkah mereka lebih sering merugikan perjuangan daripada memperkuatnya, sulit untuk tidak melabeli mereka sebagai pengkhianat. Pengkhianatan bukan hanya soal niat, tetapi juga konsekuensi. Tindakan mereka yang menargetkan pejuang perlawanan dan bekerja sama dengan musuh jelas merusak perjuangan rakyat Palestina.

Click to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *