Connect with us

Opini

Menjawab Kenapa Palestina Harus Melawan

Published

on

Isu Palestina-Israel adalah salah satu konflik paling lama dan paling kompleks yang pernah ada. Sejak 1948, Palestina telah mengalami penindasan, kehilangan tanah, dan hak-haknya yang dirampas. Meskipun begitu, pandangan masyarakat tentang konflik ini masih terpecah menjadi beberapa kubu besar, masing-masing dengan argumentasi dan solusi yang berbeda. Ada yang menyebut serangan Hamas sebagai pemicu utama, ada juga yang beranggapan bahwa konflik ini seharusnya diselesaikan lewat perundingan, namun ada pula yang melihatnya sebagai sebuah penjajahan yang harus dihentikan.

Bagi sebagian orang, konflik ini dilihat sebagai akibat dari serangan yang dilakukan Hamas terhadap Israel pada 7 Oktober tahun lalu. Mereka berpendapat bahwa menghancurkan kelompok Hamas akan mengakhiri kekerasan dan mengembalikan perdamaian. Namun, pandangan ini mengabaikan kenyataan bahwa konflik ini sudah ada jauh sebelum serangan tersebut, dan bahwa akar masalahnya lebih dalam. Konflik ini bukan hanya tentang Hamas dan Israel, melainkan tentang penjajahan yang telah berlangsung selama lebih dari tujuh dekade. Tanah Palestina telah dirampas dan hak-hak dasar mereka telah dilanggar, sehingga menganggap penyelesaian masalah hanya dengan menghancurkan satu kelompok terasa tidak cukup untuk menyelesaikan akar masalahnya.

Di sisi lain, ada kubu yang menekankan pentingnya perundingan dan perdamaian. Mereka menganggap konflik ini sebagai perang dua negara yang harus diselesaikan lewat dialog. Mereka berpendapat bahwa perdamaian hanya bisa tercapai dengan adanya kesepakatan antara Israel dan Palestina, dan dengan begitu, keamanan bagi kedua belah pihak akan tercipta. Namun, meskipun banyak upaya diplomatik yang sudah dilakukan, kenyataannya perundingan sudah berlangsung lama tanpa hasil yang signifikan. Dalam kenyataannya, meskipun ada kesepakatan atau gencatan senjata, kekerasan dan penindasan terhadap Palestina terus berlanjut. Proses perdamaian yang terus menerus dilakukan tanpa adanya perubahan yang konkret hanya akan mempertahankan status quo, di mana Israel tetap menguasai sebagian besar wilayah Palestina dan Palestina tetap berada dalam kondisi yang terjajah.

Pada akhirnya, ada juga kubu yang melihat ini lebih dari sekadar konflik antar dua negara. Kubu ini menilai konflik ini sebagai penjajahan yang harus dihentikan. Mereka melihat Israel sebagai penjajah yang telah merampas tanah dan hak-hak Palestina sejak 1948, dan menganggap bahwa solusi terbaik untuk mencapai perdamaian yang sejati adalah dengan mengakhiri penjajahan itu. Kubu ini percaya bahwa Palestina berhak untuk merdeka dan bebas dari penindasan. Berdasarkan pandangan ini, perjuangan untuk kemerdekaan Palestina bukan hanya sebuah hak, tetapi juga kewajiban untuk menghentikan ketidakadilan yang telah berlangsung begitu lama.

Pilihan untuk berada di kubu ketiga adalah pilihan yang paling logis ketika kita melihat akar masalah yang sebenarnya. Konflik ini bukan dimulai oleh serangan Hamas atau insiden tertentu, tetapi oleh penjajahan yang terjadi sejak 1948. Ini adalah perjuangan untuk hak hidup, kemerdekaan, dan keadilan bagi rakyat Palestina yang telah kehilangan tanahnya. Tanpa mengakui ini, kita tidak akan pernah bisa mencapai perdamaian yang sejati. Perjuangan untuk kemerdekaan Palestina adalah sebuah hak yang sah, dan perlawanan terhadap penjajahan adalah suatu kewajaran yang harus dihargai.

Kenapa ini logis? Karena perdamaian yang adil hanya bisa tercipta jika ada keadilan. Jika proses perdamaian terus mengabaikan hak-hak Palestina untuk bebas dan merdeka, maka kita hanya akan terus melihat kekerasan tanpa akhir. Tanpa perubahan yang nyata dan pengakuan terhadap hak Palestina, status quo ini hanya akan terus menguntungkan pihak yang lebih kuat, sementara pihak yang tertindas terus menderita.

Pilihan untuk memperjuangkan kemerdekaan Palestina adalah pilihan untuk menghentikan siklus kekerasan yang telah berlangsung begitu lama. Tentu saja, perlawanan ini akan memakan korban, tetapi itu adalah langkah yang perlu diambil untuk mengakhiri penjajahan dan mendapatkan kembali hak-hak yang telah dirampas. Jika kita terus berharap perundingan akan mengubah segalanya tanpa ada tindakan nyata, maka kekerasan ini akan terus berlanjut dan tidak akan ada kedamaian yang tercipta.

Dukungan terhadap Palestina bukan hanya soal politik, tetapi juga soal solidaritas manusia. Banyak negara dan organisasi internasional yang mendukung perjuangan Palestina untuk merdeka dan menentang penjajahan Israel. Ini adalah perjuangan untuk hak asasi manusia, yang seharusnya tidak hanya dilihat sebagai persoalan politik, tetapi juga sebagai persoalan kemanusiaan yang mendalam.

Akhirnya, pilihan untuk berada di kubu ketiga adalah pilihan yang mengedepankan keadilan dan kemerdekaan. Ini adalah pilihan untuk memperjuangkan hak-hak yang telah dirampas, dan untuk menciptakan perdamaian yang tidak hanya adil, tetapi juga sejati. Perdamaian yang tidak tercipta hanya dengan berbagi ruang yang tidak seimbang, tetapi dengan mengembalikan hak-hak yang telah hilang dan menghentikan penjajahan yang telah berlangsung lebih dari 70 tahun.

Click to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *