Connect with us

Opini

Macron Mengalihkan Fokus dari Gaza ke Iran

Published

on

Dalam pidato baru-baru ini, Presiden Prancis Emmanuel Macron mengingatkan kita bahwa tidak ada solusi cepat dan mudah dalam perang Ukraina. Namun, secara mencolok, ia mengalihkan perhatian dari isu tersebut ke Timur Tengah. Alih-alih memberikan perhatian serius terhadap kekejaman yang sedang berlangsung di Palestina, Macron memilih untuk berfokus pada isu yang lebih jauh, yakni Iran. Tak satupun kata pun ia lontarkan mengenai krisis kemanusiaan di Gaza, yang kini sudah memasuki hari ke-457, dengan 45.854 orang tewas, lebih dari 100 ribu terluka, dan ribuan orang hilang.

Dengan fokus pidatonya yang menyimpang, Macron seolah-olah lebih memilih untuk berbicara tentang Iran, sebuah negara yang meskipun memiliki pengaruh besar, tidak terlibat dalam tragedi yang terjadi di Gaza. Padahal, di depan mata kita, Israel sedang melakukan pembantaian terhadap rakyat Palestina. Ini adalah ironi yang tak bisa diabaikan—kenapa masalah genosida di Gaza, yang lebih dekat dan lebih mendesak, tidak mendapat perhatian yang sebanding?

Sebaliknya, dengan segala ketidakpedulian terhadap situasi tersebut, Macron lebih memilih untuk memperingatkan dunia tentang bahaya Iran, sebuah ancaman yang mungkin ada di masa depan, namun jauh dari urgensi yang tengah terjadi. Sementara itu, di Gaza, nyawa manusia terus melayang, dan Macron tidak memberikan perhatian sedikitpun pada hal tersebut. Tidakkah ini sebuah kegagalan moral besar? Ke mana rasa kemanusiaan yang seharusnya menjadi dasar bagi kebijakan luar negeri Prancis?

Gaza sudah mengalami lebih dari 450 hari kekerasan tanpa henti, yang mengakibatkan ribuan nyawa melayang. Di tengah tragedi ini, Macron berbicara panjang lebar soal Iran—seolah-olah ancaman dari negara itu lebih penting daripada apa yang sedang terjadi di Gaza. Padahal, di Gaza, kita menyaksikan genosida yang nyata yang dilakukan Israel. Apakah ini sebuah upaya untuk mengalihkan perhatian dunia dari kekejaman yang sedang berlangsung?

Dengan situasi yang begitu mendesak, seharusnya Macron sebagai pemimpin dunia menunjukkan sikap tegas terhadap Israel, yang tanpa ampun menyerang warga sipil Palestina. Namun, ia memilih untuk menjauh dari isu utama dan malah memperburuk ketegangan dengan Iran, yang bahkan tidak terlibat langsung dalam krisis ini. Seharusnya, jika benar Prancis peduli pada perdamaian dan kemanusiaan, Macron harus mendesak Israel untuk menghentikan serangan terhadap warga Gaza.

Namun, Macron jelas lebih nyaman berfokus pada masalah yang lebih jauh dan kurang mendesak. Apakah ini karena hubungan Prancis dengan Israel, ataukah ada alasan geopolitik lain di balik sikapnya? Yang pasti, dia memilih untuk mengabaikan penderitaan rakyat Palestina, yang seharusnya menjadi perhatian utama dunia. Tindakan ini jelas menunjukkan ketidakpedulian yang mengecewakan terhadap masalah kemanusiaan yang tengah berlangsung.

Macron, dengan berbicara tentang Iran, sebenarnya sedang menghindari kenyataan pahit yang ada di Gaza. Tidak ada seruan untuk menghentikan kekejaman, tidak ada tekanan terhadap Israel, hanya pernyataan mengenai sebuah ancaman yang ada di luar Gaza. Ini menunjukkan bahwa Prancis lebih mengutamakan stabilitas politik global ketimbang melawan ketidakadilan yang jelas terlihat di depan mata.

Kenyataan ini sangat kontras dengan seruan kemanusiaan yang seharusnya datang dari Prancis, sebuah negara yang kerap mengklaim diri sebagai pembela hak asasi manusia. Ketika dunia sedang melihat bagaimana Israel menggempur Gaza, Macron malah berbicara panjang lebar tentang Iran. Ini seolah-olah mengalihkan perhatian dunia dari apa yang benar-benar penting—yaitu penghentian genosida di Gaza.

Jika Macron benar-benar peduli dengan perdamaian dunia, seharusnya ia lebih fokus pada menghentikan kekejaman Israel di Gaza. Bukan malah memperburuk ketegangan dengan negara lain yang tidak terlibat langsung. Ini adalah saat yang tepat bagi pemimpin global untuk menunjukkan komitmen terhadap keadilan sosial, bukan hanya berbicara soal ancaman yang jauh di luar masalah utama yang ada.

Click to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *