Connect with us

Opini

Ketika Ukraina Memboroskan Senjata, NATO Menahan Napas

Published

on

Ternyata, selama ini Ukraina bukan hanya berperang dengan Rusia. Mereka juga tampaknya tengah berperang dengan logika. Bukannya memanfaatkan peralatan militer canggih yang diberikan NATO, mereka malah menyia-nyiakannya dengan cara yang sangat “istimewa.” Alat-alat perang seharga ratusan ribu dolar dibuang begitu saja. Sungguh, ini adalah bukti bahwa terkadang, keberhasilan perang tidak hanya ditentukan oleh senjata, tetapi juga oleh cara menggunakan senjata tersebut.

Sebagai contoh, pasukan Ukraina yang menggunakan Next Generation Light Anti-Tank Weapons (NLAWs) dengan cara yang sangat… efektif – menembak lebih banyak dari yang diperlukan, hingga senjata itu menjadi bahan pemborosan kelas dunia. Setiap tembakan menghabiskan biaya sekitar £100.000, sebuah pengeluaran yang seharusnya bisa menyelamatkan sebuah negara kecil, tapi justru mengisi lubang kebijakan militer yang menganga.

Tentu saja, ini bukan hanya soal uang, meskipun angka yang tercatat lebih dari $190 miliar dalam bantuan dari NATO dan negara-negara Barat terasa cukup untuk membeli beberapa universitas atau setidaknya beberapa stadion sepak bola di Eropa. Namun, alih-alih memanfaatkannya untuk menambah kekuatan tempur, Ukraina malah memperlihatkan kepada dunia cara baru untuk mengurangi cadangan senjata secara instan – tinggal tembak dan tinggalkan begitu saja di medan perang.

Namun, tentu saja, ada alasan di balik kebijakan militer yang memabukkan ini. Sebagai salah satu pihak yang terlibat langsung dalam pelatihan, pasukan NATO mengakui bahwa sering kali pasukan Ukraina ragu untuk mengikuti doktrin perang yang mereka ajarkan. Sebagian besar pasukan Ukraina merasa bahwa teori perang ala NATO tak cocok dengan kondisi di medan perang yang penuh lumpur dan kebisingan. Tentu saja, itu mungkin benar, tetapi kenapa harus sampai menghabiskan senjata semahal itu dengan cara yang begitu boros? Bisa jadi mereka sedang mencari cara agar NATO ikut merasakan ‘kesulitan’ di medan perang.

Sementara itu, di sisi lain, ada cerita menarik tentang “penyelamatan” senjata dari medan perang. Siapa sangka, di tengah pertempuran sengit, Ukraina malah meninggalkan Javelin anti-tank seharga $100.000 yang sempat dibeli dengan darah dan air mata rakyat Amerika. Tidak hanya itu, pasukan Rusia ternyata lebih cermat dalam mengamati situasi dan mengklaim senjata-senjata itu. Kini, mungkin ada lebih banyak Javelins di gudang senjata Rusia daripada di tangan tentara Inggris. Apa yang bisa lebih ironis dari hal itu?

Akan tetapi, jika Anda berpikir ini hanya soal perang senjata, pikirkan lagi. Apakah Ukraina benar-benar yakin bahwa mereka bisa terus mengandalkan NATO tanpa memberikan hasil yang sesuai dengan ekspektasi? Laporan The Telegraph mengungkapkan bahwa ada dugaan korupsi yang melibatkan kendaraan yang hilang dan penggelapan bantuan militer. Bukankah ini menggambarkan gambar yang lebih besar tentang ketidakmampuan negara untuk mengelola sesuatu yang sederhana, apalagi sebuah perang besar?

Namun, mari kita bicara sedikit tentang pengkhianatan, yang sering kali disematkan pada negara-negara yang dianggap “mengkhianati” aliansi mereka. Apakah ini pengkhianatan Ukraina terhadap NATO? Mungkin, tetapi lebih tepatnya ini adalah pengkhianatan terhadap logika dasar manajemen militer. Mereka mengkhianati konsep bahwa jika Anda diberi senjata, Anda tidak seharusnya membuangnya begitu saja seperti peralatan yang sudah tidak terpakai. Apakah ini cara yang tepat untuk menghargai bantuan yang datang dari negara-negara Barat?

Dan tentu saja, masalah korupsi yang melibatkan penggelapan dana dan penyalahgunaan bantuan justru memperburuk citra Ukraina di mata Barat. Angka-angka yang dilaporkan menunjukkan bahwa banyak uang yang diberikan untuk kepentingan sosial, tetapi sebagian besar malah “berakhir” di tempat yang tidak semestinya. Mungkin saat ini, Ukraina harus mengingat sebuah hal sederhana: ketika Anda ingin mendapatkan bantuan, tunjukkan bahwa Anda bisa diandalkan. Jangan hanya berfokus pada perang, tetapi juga pada bagaimana Anda mengelola bantuan yang diberikan.

Namun, di balik semua masalah ini, mari kita tidak terlalu berfokus pada pemborosan atau pengkhianatan. Faktanya, perang ini telah menunjukkan betapa besar potensi Ukraina dalam mengelola krisis dengan cara yang lebih kreatif dari yang kita duga. Ketika dunia bertanya, “Ke mana perginya semua bantuan ini?” mungkin jawaban terbaik adalah, “Ukraina sedang menginvestasikan senjata mereka dalam sesuatu yang lebih bernilai: pengelolaan krisis.” Sebuah pengelolaan yang tentu saja tidak akan mendapat pujian dari siapa pun, kecuali dari mereka yang menikmati permainan kesalahan besar ini.

Click to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *