Connect with us

Opini

Jerman Sedang Tidak Baik-Baik Saja

Published

on

Oleh: Lutfi Awaludin Basori

Kabar dari Russian Today (RT) menyampaikan sesuatu yang cukup mengejutkan: ekonomi Jerman, yang dahulu digadang-gadang sebagai lokomotif Eropa, kini berada dalam kondisi merosot. Bahkan, seorang pejabat Rusia menyatakan bahwa Jerman telah “menembak kakinya sendiri” dengan mengikuti tekanan Amerika Serikat untuk memutus kerja sama energi dengan Rusia. Pernyataan itu mungkin terdengar sinis, tapi faktanya, ekonomi Jerman memang terus mengalami kontraksi, menjadi satu-satunya negara anggota G7 yang mencatatkan pertumbuhan negatif pada tahun 2023.

Donasi ke Vichara via Saweria

Dukung Vichara dengan berdonasi 💛

Lantas, apa yang sebenarnya terjadi? Bukankah Jerman adalah negara dengan industri yang kuat, mobil-mobil mewah, dan infrastruktur kelas dunia? Jawabannya terletak pada serangkaian keputusan kebijakan yang, sengaja atau tidak, telah membawa Jerman ke jurang ketidakpastian ekonomi. Sebelum perang Ukraina, Jerman menikmati pasokan energi murah dari Rusia, yang menopang sektor industrinya. Gas alam yang melimpah dan murah memungkinkan Jerman memproduksi barang dengan biaya rendah, menjadikannya raksasa ekspor yang ditakuti di seluruh dunia. Namun, semua berubah sejak tekanan geopolitik datang. Akibat tekanan AS dan kehancuran pipa Nord Stream, Jerman kehilangan akses ke energi murah ini. Kini, Jerman harus mengimpor LNG dari AS dengan biaya yang jauh lebih tinggi, yang secara langsung memukul daya saing industrinya.

Seperti yang dilaporkan Bloomberg, industri otomotif, salah satu kebanggaan Jerman, mulai kehilangan pijakan. Perusahaan seperti Volkswagen dan Mercedes-Benz menghadapi tantangan besar, dari biaya produksi yang meningkat hingga persaingan global yang semakin ketat. Dalam jangka panjang, beberapa perusahaan bahkan mulai memindahkan operasinya ke negara-negara lain yang lebih ramah biaya. Dan seolah belum cukup, masalah internal Jerman juga memperburuk situasi. Infrastruktur yang menua, kurangnya investasi di bidang pendidikan dan pelatihan tenaga kerja, serta birokrasi yang lamban menjadi tantangan domestik yang tak kunjung teratasi. Menteri Ekonomi Jerman bahkan secara terang-terangan mengakui bahwa “model bisnis kami sedang terpojok.”

Jika Jerman tidak segera melakukan perombakan besar-besaran, konsekuensinya akan sangat serius, tidak hanya untuk negara itu sendiri tetapi juga untuk Eropa. Sebagai kekuatan ekonomi terbesar di Uni Eropa, penurunan Jerman dapat memicu efek domino. Negara-negara yang ekonominya lebih kecil, yang bergantung pada ekspor dan investasi Jerman, akan ikut terkena dampaknya. Lebih jauh, posisi geopolitik Jerman juga bisa terganggu. Dengan ketergantungan yang terus meningkat pada energi dan dukungan keamanan AS, Jerman semakin kehilangan otonomi untuk menentukan nasibnya sendiri. Di sisi lain, pengaruh negara seperti Rusia dan Tiongkok di Eropa mungkin justru menguat, menciptakan dinamika baru yang tidak selalu menguntungkan Barat.

Mengubah arah kebijakan bukanlah hal mudah. Untuk menjadi lebih mandiri, Jerman harus meningkatkan investasi domestik, membenahi infrastruktur, dan melatih tenaga kerja agar siap menghadapi tantangan global. Selain itu, diversifikasi energi menjadi kebutuhan mendesak. Jerman perlu memanfaatkan energi terbarukan dan mencari alternatif lain untuk mengurangi ketergantungan pada LNG AS. Tapi, ini tidak murah dan tentu tidak populer. Apalagi, menyeimbangkan hubungan dengan AS tanpa mengorbankan kepentingan nasional adalah misi yang sulit. Ada risiko tekanan politik, protes dari sektor-sektor tertentu, dan bahkan ancaman sanksi dari mitra dagang utama.

Kini pertanyaannya, beranikah Jerman mengambil langkah-langkah yang tidak populer untuk menyelamatkan dirinya sendiri? Ataukah negara ini akan terus membiarkan dirinya terperangkap dalam “pengaruh luar” yang menjadikannya raksasa ekonomi dengan kaki rapuh? Hanya waktu yang akan menjawab, tetapi satu hal jelas: Jerman sedang tidak baik-baik saja.

Click to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Artikel Populer