Connect with us

Opini

India Terlibat Genosida di Gaza?

Published

on

Serangan yang terus berlangsung oleh Israel di Gaza telah menyebabkan ribuan korban jiwa, dengan lebih dari 43.000 orang tewas dan lebih dari 100.000 lainnya terluka sejak dimulainya agresi militer pada tahun lalu. Terbaru, serangan Israel membunuh 13 warga Palestina lagi dalam 24 jam terakhir, mengukuhkan dampak destruktif dari operasi militer ini. Namun, apa yang tidak banyak dibicarakan adalah peran negara-negara yang memberi Israel alat untuk melanjutkan pertempuran ini. Salah satu negara yang tidak bisa dipandang sebelah mata dalam hal ini adalah India, yang meskipun tidak terlibat langsung dalam konflik ini, terlibat dalam memberikan teknologi militer yang digunakan oleh Israel — dan hal ini patut dipertanyakan.

Menurut laporan yang dipublikasikan oleh Middle East Eye, Israel dilaporkan membeli senjata berbasis kecerdasan buatan (AI) dari India. Teknologi ini memungkinkan Israel untuk melakukan serangan dengan presisi yang sangat tinggi, yang tidak hanya mengincar target militer, tetapi juga merusak infrastruktur sipil dan menimbulkan banyak korban jiwa. Senjata AI yang dimaksud diklaim dapat digunakan untuk meningkatkan efektivitas serangan udara Israel di Gaza, yang sudah dikenal dengan dampaknya yang menghancurkan. Dengan teknologi canggih ini, Israel dapat menargetkan lokasi-lokasi yang lebih tepat, memperburuk penderitaan warga sipil yang terjebak di tengah konflik.

Jika laporan ini terbukti benar, maka India, yang secara historis dikenal sebagai negara yang sering menyerukan perdamaian, seakan-akan secara langsung berkontribusi pada tragedi yang sedang berlangsung di Gaza. Pengadaan senjata ini bukan hanya sekedar dukungan logistik, tetapi juga menyiratkan keterlibatan India dalam kekerasan yang menargetkan warga sipil. Dalam hal ini, tangan India seakan-akan ikut berlumuran darah, karena teknologi yang mereka pasok memperpanjang derita rakyat Gaza.

Keterlibatan India dalam penyediaan teknologi militer ini menunjukkan betapa hubungan strategis negara tersebut dengan Israel lebih mengutamakan kepentingan pertahanan dan keuntungan ekonomi, tanpa memperhatikan dampak sosial dan kemanusiaan yang ditimbulkan. India mungkin melihat perdagangan senjata ini sebagai peluang ekonomi dan kemitraan pertahanan yang saling menguntungkan, namun kenyataannya, ini berisiko memperburuk ketegangan global dan menambah panas konflik yang sudah memanas.

Bagi Palestina, ini bukan sekadar angka korban atau jumlah serangan. Setiap serangan yang mengguncang Gaza adalah tragedi keluarga yang hancur, rumah yang rata dengan tanah, dan kehidupan yang terenggut. Saat Israel melancarkan serangan, warga sipil — termasuk anak-anak, perempuan, dan lansia — menjadi korban utama. Kematian 13 orang dalam satu serangan terbaru ini hanyalah salah satu dari ribuan nyawa yang hilang. Dengan begitu, meskipun India tidak langsung terlibat dalam pertempuran di Gaza, negara ini tetap memiliki andil dalam perpanjangan penderitaan warga Palestina.

Dampak dari keterlibatan India tidak hanya terasa di Gaza, tetapi juga dalam arena internasional. Negara-negara yang selama ini mendukung Palestina akan semakin meragukan posisi moral India dalam hubungan internasional. India telah lama dikenal sebagai kekuatan besar di Asia, sering kali berdiri di sisi perdamaian dalam banyak konflik global. Namun, jika keterlibatannya dalam penyediaan teknologi militer untuk Israel terbukti nyata, ini bisa merusak citra India sebagai negara yang mendukung keadilan dan perdamaian.

Tentu saja, hubungan diplomatik antara India dan negara-negara Asia Selatan yang selama ini pro-Palestina akan mengalami ujian berat. Negara-negara seperti Indonesia, Malaysia, dan Pakistan, yang memiliki populasi Muslim besar dan sejak lama menyuarakan dukungan terhadap Palestina, kini mungkin akan menilai kembali posisi mereka terhadap India. India yang selama ini mencoba menjaga keseimbangan dalam hubungan internasional bisa terjebak dalam konflik yang lebih besar — baik dalam konteks regional maupun global.

Lebih jauh lagi, apa yang dilakukan India bukanlah langkah untuk membantu perdamaian dunia. Sebaliknya, India seolah-olah ikut memperburuk ketegangan yang sudah ada. Alih-alih menjadi kekuatan penyeimbang atau mediator dalam konflik Palestina-Israel, India memilih untuk memperkuat salah satu pihak yang lebih kuat, yaitu Israel, dengan senjata yang bisa digunakan untuk membunuh dan menghancurkan lebih banyak lagi. Ini bukan hanya soal politik atau ekonomi, tetapi soal nilai-nilai kemanusiaan dan keadilan.

Keterlibatan India dalam memberikan teknologi militer kepada Israel menunjukkan bahwa negara ini tidak hanya bertanggung jawab atas dampak ekonomi dari transaksi ini, tetapi juga harus mempertanggungjawabkan konsekuensinya yang lebih besar. Setiap serangan yang dilancarkan menggunakan teknologi buatan India berarti penderitaan lebih banyak warga Palestina, dan India tidak bisa lagi mengklaim netralitas dalam konflik ini.

Pada akhirnya, keterlibatan India dalam genosida di Gaza — meskipun mungkin tidak langsung terlihat sebagai kekerasan militer — tetap memberi dampak yang mendalam. Dunia akan mengingat peran India dalam memperpanjang konflik ini, yang menyebabkan lebih banyak keluarga yang kehilangan orang-orang tercinta dan lebih banyak anak-anak yang tumbuh tanpa masa depan. Ini adalah kenyataan yang tidak bisa dihindari, dan dunia harus menuntut pertanggungjawaban dari negara-negara yang turut serta dalam memperpanjang penderitaan tersebut.

Click to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *