Opini
Hind Rajab, ‘Pemburu’ Tentara Israel

Barcelona menjadi panggung terbaru bagi perjuangan keadilan untuk Palestina. Baru-baru ini, Hind Rajab Foundation (HRF), sebuah organisasi berbasis di Belgia, mengajukan tuntutan hukum terhadap seorang tentara Israel yang disebut sebagai “Sergeant A.” Tuduhan tersebut meliputi kejahatan perang, pelanggaran hukum internasional, hingga genosida di Gaza. Langkah ini mempertegas komitmen HRF dalam mengejar para pelaku kejahatan Israel hingga ke pelosok dunia.
HRF bukanlah nama asing dalam advokasi untuk Palestina. Organisasi ini mengambil nama dari Hind Rajab, seorang gadis Palestina berusia lima tahun yang menjadi simbol kezaliman di Gaza. Hind kehilangan keluarganya dalam serangan brutal di Tel al-Hawa. Meskipun sempat selamat dari serangan pertama, dia meninggal setelah ambulans yang seharusnya menyelamatkannya dihancurkan oleh pasukan Israel. Kisah tragis ini menjadi pemantik pendirian HRF, yang bertekad memastikan bahwa pengorbanan Hind tidak akan terlupakan.
Sejak didirikan pada September 2024, HRF aktif dalam melakukan riset, dokumentasi, dan pengumpulan bukti atas pelanggaran hak asasi manusia dan kejahatan perang di Palestina. Mereka tidak sekadar mengumpulkan data; mereka secara agresif membawa kasus ini ke ranah hukum, baik di pengadilan nasional maupun internasional. Fokus utama mereka adalah menyeret tentara, komandan, hingga pejabat tinggi militer Israel ke meja hijau untuk mempertanggungjawabkan kejahatan mereka.
Tuntutan terhadap “Sergeant A” hanyalah salah satu dari banyak kasus yang diadvokasi HRF. Dalam beberapa bulan terakhir, organisasi ini telah mengajukan tuntutan hukum di berbagai negara, termasuk Thailand, Swedia, Brasil, dan Italia. Di Brasil, seorang tentara Israel bahkan dipaksa melarikan diri setelah pengadilan setempat mengeluarkan perintah penangkapan darurat berdasarkan bukti yang diajukan oleh HRF. Sementara di Roma, mereka menuntut penangkapan Mayor Jenderal Ghassan Alian, yang dikenal karena retorika dehumanisasinya terhadap warga Gaza.
Rekam jejak HRF membuktikan bahwa upaya mereka bukan sekadar retorika. Dengan dukungan dari komunitas Palestina di diaspora, mereka mengumpulkan bukti kuat berupa kesaksian, dokumen, hingga foto yang menunjukkan keterlibatan langsung para tentara Israel dalam kejahatan di Gaza. Salah satu bukti terbaru mencakup laporan tentang seorang tentara Israel di Swedia yang menggunakan senapan sniper untuk menembak warga sipil. Tindakan ini, sebagaimana dilaporkan oleh saksi mata dan jurnalis, adalah bagian dari strategi sistematis untuk menargetkan penduduk Palestina.
Langkah HRF berlandaskan pada hukum internasional, terutama Konvensi Jenewa dan Statuta Roma. Pelanggaran seperti serangan terhadap warga sipil, penghancuran infrastruktur sipil, hingga penggunaan kekerasan yang tidak proporsional jelas melanggar hukum internasional. Dalam kasus “Sergeant A,” HRF mengungkapkan bahwa pelaku terlibat dalam penghancuran rumah-rumah sipil, serangan terhadap sekolah PBB di Gaza, dan pemindahan paksa warga Gaza dari rumah mereka.
Namun, perjuangan HRF tidak hanya berhenti di ruang sidang. Mereka juga berupaya mengedukasi masyarakat global tentang kejahatan yang terjadi di Gaza. Kampanye mereka bertujuan untuk menantang narasi yang sering kali menyembunyikan kebenaran dan mengaburkan penderitaan warga Palestina. Dalam dunia yang sering kali menutup mata terhadap penderitaan ini, HRF hadir sebagai suara yang berani dan tanpa kompromi.
Ketika para pemimpin dunia memilih bungkam atau bahkan mendukung rezim Israel, HRF berdiri sebagai bukti bahwa keadilan masih mungkin ditegakkan. Dengan dedikasi yang tidak tergoyahkan, mereka menjadi pengingat bahwa tangisan seorang gadis kecil seperti Hind Rajab tidak boleh diabaikan. Mereka yang bertanggung jawab atas genosida di Gaza harus menghadapi konsekuensi, tidak peduli seberapa kuat perlindungan politik yang mereka miliki.
Kisah perjuangan HRF adalah kisah tentang keberanian melawan arus. Di tengah ketidakpedulian global, mereka terus berupaya membela korban kekejaman. Komitmen mereka adalah pengingat bahwa, meski keadilan tampak jauh, ia tetap layak diperjuangkan. Dan selama masih ada orang-orang seperti mereka, harapan bagi masyarakat Gaza akan tetap hidup.