Connect with us

Opini

Hamas dan PA: Siapa yang Benar-benar Membebaskan Palestina?

Published

on

Begitu mendalamnya kebingungan yang terjadi di Palestina, hingga kita hampir tidak bisa membedakan siapa yang berjuang untuk rakyat dan siapa yang lebih sibuk menjaga kursi kekuasaannya. Buktinya ada di laporan yang baru-baru ini muncul. Ternyata, yang dibebaskan dari penjara Israel bukan hanya warga Gaza, tapi juga mereka yang berasal dari Tepi Barat.

Tepi Barat yang selama ini diklaim oleh Otoritas Palestina (PA) sebagai wilayah yang mereka kelola, malah jadi saksi bisu bagi betapa tak mampunya PA memberikan kebebasan bagi rakyatnya sendiri. Sementara itu, Hamas—ya, kelompok yang selama ini dianggap ‘teroris’ oleh dunia internasional—membuktikan dirinya sebagai pihak yang lebih layak menyandang gelar “Otoritas Palestina yang sesungguhnya.”

Di saat PA lebih sibuk mempromosikan negosiasi tanpa hasil yang jelas, Hamas justru sibuk membebaskan tawanan Palestina dari penjara Israel. Ini bukan hanya tentang Gaza. Ini juga soal Tepi Barat, yang konon berada di bawah kekuasaan PA. Ternyata, PA lebih terbukti menangkap dan menyiksa pejuang perlawanan Palestina, sebagaimana yang kita lihat dalam laporan terbaru dari Jenin, daripada membebaskan mereka dari penjara. Dengan kata lain, PA sedang bertindak lebih seperti agen Israel daripada organisasi yang berjuang untuk kemerdekaan Palestina. Ironis, bukan?

Jadi, kalau kita mau jujur, kita bisa bilang bahwa Hamas, yang selama ini dianggap sebagai kelompok militan, malah lebih layak disebut sebagai pemimpin yang memperjuangkan kebebasan rakyat Palestina daripada PA yang sibuk mencari kompromi dengan penjajah. Di tengah tekanan dan blokade, Hamas malah mampu menunjukkan hasil nyata—pembebasan tahanan, bukan hanya kata-kata manis dan janji kosong. Dan sementara itu, PA malah lebih banyak berkolaborasi dengan Israel, bahkan dalam operasi militer yang menargetkan pejuang Palestina. Sungguh, ini adalah pertunjukan yang sangat memalukan bagi PA.

Bayangkan, di tengah kondisi yang semakin genting, warga Tepi Barat malah memuji Hamas yang datang membawa kebebasan bagi mereka yang terkurung di penjara Israel. Coba bandingkan dengan PA yang lebih sering muncul di televisi dengan pidato panjang penuh harapan palsu, sementara rakyat Palestina lebih memilih hasil konkret yang datang dari Hamas. Apa yang lebih penting: berunding dengan Israel yang jelas-jelas tidak punya niat baik, atau berjuang keras demi kebebasan nyata bagi rakyat? Tentu jawabannya sudah jelas.

Dan, jangan lupa, PA dengan segala klaim mereka tentang ‘kedaulatan’ di Tepi Barat malah terlihat lebih seperti pihak yang melayani kepentingan Israel daripada melindungi rakyat Palestina. Ini jelas tamparan keras bagi mereka yang masih berharap PA akan menjadi penyelamat Palestina. Apa yang mereka lakukan hanya mengundang lebih banyak pertanyaan: Apakah mereka benar-benar peduli dengan rakyat Palestina, atau hanya sibuk menjaga hubungan dengan Israel demi posisi mereka sendiri?

Jika PA tidak segera menyadari kenyataan ini, mereka akan semakin terjebak dalam citra buruk sebagai proxy Israel yang hanya mencari keuntungan pribadi. Sementara Hamas, yang dianggap sebagai musuh oleh banyak pihak, malah berhasil membuat rakyat Palestina merasa lebih bebas—bahkan jika kebebasan itu harus diperjuangkan dengan cara yang keras. Lalu, siapa yang sebenarnya memperjuangkan kemerdekaan Palestina? Jawabannya tidak lagi bisa diperdebatkan: Hamas.

Jadi, apakah PA akan terus mempertahankan strategi yang sudah terbukti gagal ini, atau akan ada perubahan? Jika tidak, kita semua tahu siapa yang akan benar-benar disebut sebagai Otoritas Palestina yang sah: Hamas, bukan PA. Sebab, dalam permainan ini, yang nyata adalah hasil, bukan janji-janji kosong yang tak kunjung terwujud.

Click to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *