Connect with us

Opini

Fix! HTS Alat Barat!

Published

on

Oleh: Lutfi Awaludin Basori

Ada pepatah yang bilang, “Jika ingin melihat tangan tersembunyi di balik layar, lihatlah siapa yang paling diuntungkan.” Nah, siapa yang paling diuntungkan dari keberadaan Hay’at Tahrir al-Sham (HTS) di Suriah? Tentu saja, tidak lain dan tidak bukan, kekuatan-kekuatan besar di Barat yang selama ini berteriak soal kebebasan dan demokrasi, tetapi dalam hal ini lebih suka diam-diam menaruh kartunya di tangan yang tak terduga.

Laporan dari The Cradle mengungkapkan hal yang selama ini mungkin hanya kita duga: HTS, yang dikenal sebagai cabang Al-Qaeda di Suriah, ternyata bukan sekadar kelompok militan yang ingin mengusung ideologi mereka sendiri. Mereka juga bisa jadi sebuah alat – alat yang dipakai dengan cermat oleh kekuatan Barat, khususnya AS dan Inggris, dalam permainan politik besar di Timur Tengah.

Fakta pertama yang menarik perhatian adalah hubungan yang berkembang antara HTS dan kekuatan Barat, terutama dalam hal dukungan logistik dan keuangan. The Cradle menyebutkan bahwa HTS mendapatkan bantuan berupa pelatihan dan sumber daya dari negara-negara Barat yang secara resmi mengutuk terorisme. Pada saat yang sama, negara-negara ini secara diam-diam mendukung kelompok-kelompok yang berperan dalam memperburuk situasi di Suriah, dengan HTS di antaranya.

Lebih lanjut, laporan tersebut mengungkapkan bahwa meskipun HTS berpose sebagai “pemberontak moderat”, mereka sebenarnya memiliki hubungan erat dengan kelompok-kelompok yang berafiliasi dengan Al-Qaeda. Hal ini semakin memperjelas betapa kontradiktifnya posisi negara-negara Barat yang memusuhi Al-Qaeda di luar Suriah, namun diam-diam memberikan dukungan kepada HTS, yang secara ideologis masih sangat terkait dengan kelompok tersebut.

Ada pula indikasi bahwa HTS mendapat dukungan dari negara-negara yang terlibat dalam aliansi anti-Assad. The Cradle mencatat bahwa HTS sering kali melakukan operasi yang tampaknya selaras dengan kepentingan Barat, seperti memperlemah kekuatan Assad di wilayah-wilayah strategis, yang bisa menguntungkan negara-negara Barat dalam permainan geopolitik mereka.

Ironisnya, meskipun HTS terus berteriak tentang bagaimana mereka membebaskan Suriah dari penjajahan Assad, kenyataannya mereka lebih sering berfungsi sebagai alat untuk menciptakan ketegangan, untuk memperburuk situasi, dan untuk memastikan bahwa ‘perubahan’ di Suriah sesuai dengan apa yang diinginkan pihak luar. Ada kalanya musuh terbaik adalah mereka yang bisa diseret ke dalam pertempuran, lalu dijadikan tameng. HTS, dengan ideologi mereka yang terarah dan kekuatan yang terorganisir, menjadi pilihan yang tepat untuk menggoyang kursi rezim Assad yang begitu kokoh, sekaligus menambah kerumitan dalam dinamika politik Suriah.

Tak hanya itu, bukti lain dari peran HTS sebagai alat Barat adalah hubungan mereka dengan kelompok-kelompok militan lainnya yang juga menerima dukungan Barat. The Cradle juga menyoroti bagaimana kelompok-kelompok ini saling bekerja sama dalam rangka memperluas kekuatan dan pengaruh mereka di wilayah-wilayah yang strategis. HTS, dengan peranannya yang semakin besar, tampaknya tidak hanya berfungsi untuk memerangi Assad, tetapi juga untuk merubah peta politik Suriah sesuai dengan kehendak para pemangku kepentingan internasional.

Sekarang, setelah berlarut-larut dengan ketegangan dan konflik yang belum usai, kita harus bertanya pada diri sendiri: jika Assad jatuh, apakah permainan ini akan berhenti? Apakah Barat akan berhenti menggunakan HTS, atau justru semakin mengandalkan mereka sebagai alat yang lebih sempurna untuk menciptakan stabilitas yang ‘diinginkan’? Jika HTS berhasil memenuhi misi mereka, apa yang akan terjadi pada mereka setelah itu? Apakah mereka akan digantikan, atau justru berperan lebih besar lagi dalam tahap selanjutnya dari perencanaan besar ini?

Namun satu hal yang pasti: dalam permainan ini, rakyat Suriah tetap menjadi korban. Sementara HTS, yang mungkin tidak lebih dari alat dalam sebuah strategi besar, terus mendominasi dengan cara yang penuh kekerasan dan manipulasi. Keberadaan mereka bukan lagi sekadar soal ideologi ekstrem, tetapi juga soal bagaimana mereka dimanfaatkan untuk kepentingan yang lebih besar. Jadi, fix! HTS memang alat Barat. Tidak lebih, tidak kurang.

 

*Sumber: The Cradle

Click to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *