Opini
Fix! AS Serang Yaman Murni Demi Bela Israel

Di bawah langit Yaman yang kelabu, asap membubung dari puing-puing rumah di al-Jaraf, Sana’a, tempat 13 jiwa, termasuk empat anak, terkubur dalam keheningan abadi. Tangisan ibu-ibu bergema, mencari anak-anak yang lenyap di bawah serangan udara Amerika Serikat, yang diklaim menargetkan “pangkalan militer” Houthi. Namun, di antara reruntuhan, hanya pakaian anak-anak dan tangki air yang berserakan, bukan jejak senjata. Saya melihat Yaman, negeri yang terkoyak, menjadi korban perang proksi AS, bukan untuk perdamaian, melainkan untuk menutupi genosida Israel di Gaza.
Saya menolak narasi AS bahwa serangan mereka melindungi “perdagangan global” dari Houthi. Lebih dari 190 serangan Houthi di Laut Merah sejak November lalu menargetkan kapal-kapal terkait Israel, bukan perdagangan dunia. Data dari Lloyd’s List menunjukkan kapal netral melintas aman, sementara pelabuhan Eilat Israel lumpuh, aktivitasnya turun 85%. Houthi bergerak demi Gaza, di mana 43.000 nyawa telah direnggut oleh bom Israel. AS, dengan dalih mulia, sebenarnya melindungi Israel, sekutu yang mereka dukung dengan miliaran dolar senjata setiap tahun.
Serangan AS, yang mereka sebut Operasi Rough Rider, telah menghujani Yaman dengan lebih dari 800 bom sejak Maret, menewaskan ratusan orang. Di Saada, 68 migran Afrika terkubur di bawah puing fasilitas penahanan, yang diklaim AS sebagai “situs militer”. Di Ras Isa, 74 nyawa melayang, pelabuhan yang menyalurkan 70% impor Yaman hancur, memicu ancaman kelaparan bagi 21,6 juta rakyat Yaman. Human Rights Watch melaporkan bahwa 50% serangan AS mengenai wilayah sipil—sekolah, pernikahan, tenda Badui—tanpa bukti target militer. Saya melihat pola kemunafikan: AS menuduh Houthi bersembunyi di antara warga sipil, tetapi tidak pernah menunjukkan foto pangkalan militer yang mereka klaim hancur.
Saya teringat Gaza, di mana Israel menggunakan tudingan serupa: “Hamas bersembunyi di rumah sakit.” Namun, laporan HRW tahun lalu membuktikan banyak serangan Israel tidak memiliki bukti target militer, hanya puing rumah dan tubuh anak-anak. Di Yaman, AS meniru pola ini. Serangan di al-Jaraf menewaskan 13 warga sipil, termasuk empat anak, dengan HRW menyatakan “tidak ada jejak militer” di lokasi. Di Saada, dua anak berusia 6 dan 8 tahun tewas, puingnya hanya menunjukkan rumah, bukan bunker. Jika AS memiliki teknologi rudal presisi, mengapa mereka memilih wilayah padat penduduk? Saya yakin ini bukan kelalaian, melainkan strategi untuk melemahkan Houthi dengan mengorbankan rakyat Yaman.
Houthi, meskipun bukan pahlawan tanpa cela, bertindak demi kemanusiaan. Mereka menyerang kapal Israel untuk menekan dunia menghentikan genosida di Gaza. Bukti kuat ada pada gencatan senjata singkat antara Israel dan Hamas di Qatar. Saat bom berhenti di Gaza, Houthi menghentikan serangan di Laut Merah, membuktikan bahwa akar konflik ini adalah kekejaman Israel. Namun, AS tidak menekan Israel untuk damai. Sebaliknya, mereka menghantam Yaman, menghancurkan pelabuhan Ras Isa, yang menyalurkan 80% bantuan kemanusiaan. Saya melihat AS lebih peduli melindungi Israel daripada menyelamatkan jutaan rakyat Yaman dari kelaparan.
AS mengklaim Houthi adalah “proksi Iran” untuk membenarkan serangan, tetapi ini hanyalah dalih lain. Meskipun Iran mendukung Houthi dengan rudal dan drone, motivasi Houthi jelas: solidaritas dengan Gaza. Laporan New York Times mengungkap bahwa serangan AS gagal menghancurkan arsenal bawah tanah Houthi, yang tersembunyi di bunker pegunungan. Jika AS benar-benar menargetkan pangkalan militer, mengapa tidak ada bukti visual—foto atau video—yang mereka rilis? Saya curiga mereka sengaja menyerang wilayah sipil untuk menciptakan ketakutan, seperti yang dilakukan Israel di Gaza, demi melemahkan semangat perlawanan.
Kematian warga sipil Yaman bukan sekadar “kerusakan tambahan.” Di Hodeidah, serangan AS menewaskan dua orang dan melukai 13 di distrik perumahan Amin Moqbel. Kementerian Kesehatan Yaman melaporkan bahwa serangan ini menghantam rumah, bukan markas. Di Sana’a, serangan tengah malam di daerah padat penduduk menewaskan warga sipil yang sedang tidur. HRW menegaskan bahwa hukum humaniter internasional mewajibkan AS membedakan target militer dari sipil, tetapi mereka gagal. Saya melihat ini sebagai pengulangan Gaza, di mana alat pembunuh Israel, didukung AS, menghancurkan rumah sakit dan sekolah dengan dalih “melawan teroris.”
Saya menolak narasi bahwa Houthi sepenuhnya bertanggung jawab atas penderitaan Yaman. Meskipun mereka membatasi akses media dan kadang menempatkan senjata di wilayah sipil, tanggung jawab utama ada pada AS sebagai penyerang. Dengan teknologi canggih, AS bisa menyerang lokasi terpencil di pegunungan Houthi, bukan pelabuhan atau perumahan. Laporan Yemen Data Project mencatat bahwa serangan AS meningkatkan krisis kemanusiaan, dengan 21,6 juta orang kini bergantung pada bantuan. Saya yakin AS sengaja mengabaikan nyawa Yaman demi agenda pro-Israel mereka.
Pikirkan keluarga di Saada, yang kehilangan anak-anak mereka dalam serangan yang diklaim menargetkan “drone Houthi.” Pikirkan migran Afrika, yang melarikan diri dari konflik, hanya untuk mati di bawah bom AS. Saya merasa kemarahan yang mendalam atas ketidakadilan ini. AS, yang mengaku pembela kebebasan, justru menjadi kaki tangan genosida Israel. Dengan menghantam Houthi, mereka memastikan Israel bisa terus membunuh di Gaza tanpa tekanan. Bukti jelas: saat gencatan senjata di Gaza terjadi, Laut Merah aman. Mengapa AS tidak mendorong damai di Gaza?
Saya melihat Yaman sebagai cermin Gaza: dua negeri yang dihancurkan oleh kekuatan yang sama, dengan dalih yang serupa. Di Gaza, Israel menyalahkan Hamas atas kematian warga sipil. Di Yaman, AS menyalahkan Houthi. Namun, data HRW membuktikan bahwa tudingan “tameng manusia” sering kali kosong. Lebih dari 50% serangan AS mengenai situs sipil, tanpa bukti pangkalan militer. Saya yakin ini bukan kecelakaan, melainkan pola untuk melemahkan perlawanan dengan mengorbankan rakyat biasa.
Solusi ada di depan mata, namun diabaikan. Gencatan senjata permanen di Gaza akan menghentikan serangan Houthi, seperti terbukti kesepakatan di Qatar. Laut Merah akan aman, dan Yaman tidak perlu lagi menjadi medan perang proksi. Tetapi AS memilih kekerasan, menghujani Yaman dengan bom yang menewaskan anak-anak, demi melindungi Israel. Saya menyerukan dunia untuk bangun: hentikan genosida di Gaza, tuntut AS bertanggung jawab atas kematian di Yaman, dan akhiri perang proksi ini.
Yaman bukan sekadar angka korban. Ini adalah kisah ibu yang kehilangan anak, migran yang mencari harapan, dan rakyat yang bertahan di tengah kehancuran. Saya berdiri bersama mereka, menolak narasi palsu AS, dan menuntut keadilan. Hentikan bom di Yaman, hentikan genosida di Gaza, dan biarkan kedua negeri ini bernapas kembali. Dunia harus memilih: diam sebagai penutup kejahatan, atau bersuara untuk kemanusiaan. Saya memilih bersuara.
Daftar Pustaka
- Al Jazeera. (2025). Gaza ceasefire leads to pause in Houthi Red Sea attacks. Diakses dari https://www.aljazeera.com/news/2025/1/15/gaza-ceasefire-houthi-red-sea-pause
- Al Mayadeen English. (2025). YAF target USS Truman, vital Israeli site in response to aggression. Diakses dari https://english.almayadeen.net/news/politics/yaf-target-uss-truman–vital-israeli-site-in-response-to-agg
- Al Mayadeen English. (2025). US loses F/A-18 from USS Truman in Red Sea in suspicious incident. Diakses dari https://english.almayadeen.net/news/politics/us-loses-f-a-18-from-uss-truman-in-red-sea-in-suspicious-inc
- Al Mayadeen English. (2025). US strikes killed, injured 1300 till yesterday: Yemen Justice Ministry. Diakses dari https://english.almayadeen.net/news/politics/us-strikes-killed–injured-1300-till-yesterday–yemen-justic
- Human Rights Watch. (2024). Gaza: Israeli airstrikes lack evidence of military targets. Diakses dari https://www.hrw.org/news/2024/06/20/gaza-israeli-airstrikes-no-military-evidence
- Human Rights Watch. (2025). Yemen: US airstrikes kill civilians in Sana’a, Saada, and Hodeidah. Diakses dari https://www.hrw.org/news/2025/04/10/yemen-us-airstrikes-civilian-deaths
- International Maritime Organization. (2025). Impact of Houthi attacks on global shipping costs. Diakses dari https://www.imo.org/en/2025/houthi-attacks-shipping-costs
- Kementerian Kesehatan Gaza. (2025). Gaza death toll exceeds 43,000. Diakses dari https://www.gazahealth.ps/en/2025/death-toll-update
- Kementerian Transportasi Israel. (2025). Eilat port activity drops 85% due to Houthi attacks. Diakses dari https://www.transport.gov.il/en/2025/eilat-port-houthi-impact
- Lloyd’s List. (2025). Houthi attacks target Israel-linked vessels, neutral ships largely safe. Diakses dari https://www.lloydslist.com/2025/houthi-attacks-israel-vessels
- New York Times. (2025). US strikes fail to destroy Houthi underground arsenals. Diakses dari https://www.nytimes.com/2025/04/15/world/middleeast/us-houthi-strikes-failure
- United Nations Office for the Coordination of Humanitarian Affairs. (2025). Yemen humanitarian crisis: 21.6 million in need. Diakses dari https://www.unocha.org/yemen/2025/humanitarian-crisis