Connect with us

Opini

Eropa ‘Digencet’ Trump!

Published

on

The European Steel Association (Eurofer) mengeluh keras soal tarif 25% yang diteken Trump untuk baja impor. Menurut mereka, ini adalah eskalasi radikal dari perang dagang yang makin memperparah nasib industri baja Eropa yang sudah terseok-seok. Sebuah jeritan putus asa dari benua yang dulu digdaya, kini kelimpungan karena ‘digencet’ seorang pria oranye.

Tarif ini memukul ekspor baja Uni Eropa ke AS, yang notabene adalah pasar terbesar kedua mereka. 3,7 juta ton baja yang biasa dikirim ke Negeri Paman Sam kini tak lagi laku karena harus menanggung beban tambahan. Sungguh menyedihkan melihat Eropa, sang kiblat peradaban, menangisi keputusan satu orang yang sibuk bermain-main dengan kebijakan dagang.

Eurofer memperingatkan bahwa baja murah dari Asia, Afrika Utara, dan Timur Tengah semakin membanjiri pasar Eropa. Lucu sekali, Uni Eropa yang selama ini pongah berbicara tentang perdagangan bebas, kini justru khawatir kena serbuan produk murah. Mungkin mereka lupa bagaimana dulu mereka mencekik industri negara berkembang dengan regulasi ketat dan pajak tak masuk akal.

Eropa kini merengek meminta perlindungan. Mereka ingin Uni Eropa merevisi kebijakan safeguard dan memperpanjang tarif impor untuk menyelamatkan industri bajanya. Sebuah ironi kelas wahid, mengingat mereka adalah penganut garis keras liberalisme ekonomi. Namun, begitu kepentingan sendiri terguncang, mereka mendadak menjadi proteksionis tulen. Luar biasa, betapa fleksibelnya prinsip jika sudah menyangkut kelangsungan bisnis.

Sementara itu, Trump tidak peduli. Ia hanya ingin memastikan industri baja AS tidak lagi dikalahkan oleh impor murah. Eropa boleh marah, tapi ini bukan pertama kalinya Trump bermain kasar. Uni Eropa bisa saja membalas dengan tarif serupa, tetapi mereka tahu akibatnya: perang dagang penuh, yang bisa mengguncang ekonomi mereka sendiri. Mau tidak mau, mereka harus menelan ludah.

Tentu saja, semua ini terjadi saat Eropa tengah sibuk dengan transisi hijau. Mereka ingin mengganti industri baja konvensional dengan yang lebih ramah lingkungan, tetapi tarif Trump ini memotong aliran dana yang seharusnya bisa digunakan untuk investasi. Kini, mereka harus memilih: tetap idealis dengan transisi hijau atau pragmatis dengan menyelamatkan pabrik baja yang sekarat.

Ini adalah tamparan keras bagi Uni Eropa yang selama ini percaya bahwa mereka bisa menjadi kiblat ekonomi dunia. Faktanya, mereka tak lebih dari sekumpulan negara yang masih bergantung pada kebijakan ekonomi AS. Jika seorang presiden bisa mengacak-acak keseimbangan perdagangan mereka hanya dengan tanda tangan, lalu di mana letak kemandirian mereka?

Lebih menyedihkan lagi, mereka tidak punya solusi nyata. Uni Eropa tidak bisa serta-merta mengganti pasar AS dengan pasar lain. Mereka bisa mencoba ke China atau India, tetapi dua negara itu juga punya kepentingan sendiri. Mereka juga bisa memperluas pasar di Afrika, tapi tentu saja itu berarti harus bersaing dengan China yang sudah lebih dulu bercokol di sana.

Maka, sementara Trump tertawa lepas dan berjanji membuat baja Amerika ‘great again,’ Uni Eropa sibuk mengadakan rapat darurat untuk menyusun strategi. Tetapi, seperti biasa, rapat demi rapat hanya akan berakhir dengan pernyataan yang indah di atas kertas, sementara ribuan pekerja baja di Eropa menghadapi pemutusan hubungan kerja.

Mungkin sudah saatnya Uni Eropa berhenti berlagak sebagai polisi perdagangan dunia. Mereka sudah terlalu lama menasihati negara lain tentang bagaimana seharusnya berdagang, tapi ketika kena pukulan, mereka justru menangis dan meminta proteksi. Jika benar-benar ingin keluar dari bayang-bayang Trump, maka mereka harus belajar berdiri sendiri tanpa terus-terusan mengandalkan belas kasihan Washington.

Untuk saat ini, Eropa hanya bisa meratap dan mengutuk Trump di balik pintu-pintu pertemuan elite mereka. Tapi jangan khawatir, dalam beberapa bulan mereka akan kembali dengan retorika khas tentang pentingnya perdagangan bebas dan kompetisi sehat. Setidaknya, sampai Trump meneken kebijakan baru yang kembali membuat mereka ketar-ketir.

Click to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *