Connect with us

Opini

Dominasi Bioteknologi AS: Ancaman Baru yang Membayangi Dunia

Published

on

Oleh: Lutfi Awaludin Basori

Laporan dari Russian Today memaparkan tuduhan serius tentang ekspansi militer-biologis Amerika Serikat (AS) di Afrika. Dalam laporan tersebut, AS dituding menggunakan fasilitas penelitian dan pengembangan bioteknologi untuk tujuan yang jauh dari sekadar peningkatan kesehatan publik. Sebaliknya, langkah ini dianggap sebagai upaya sistematis untuk menguasai teknologi biologi dengan potensi destruktif yang tak terbayangkan. Jika tuduhan ini benar, dunia menghadapi ancaman yang lebih besar dari sekadar senjata konvensional: dominasi melalui senjata biologi.

Berdasarkan laporan tersebut, AS dilaporkan melakukan penelitian tentang resistensi patogen terhadap obat di 18 negara Afrika. Penelitian ini dapat membuka pintu bagi rekayasa patogen yang lebih mematikan dan resisten terhadap pengobatan modern. Jika patogen ini dikembangkan menjadi senjata, efeknya tidak hanya lokal tetapi juga global. Penyebaran penyakit dengan tingkat mortalitas tinggi yang sulit dikendalikan dapat menyebabkan runtuhnya sistem kesehatan di seluruh dunia, terutama di negara-negara berkembang.

Dengan menerapkan standar biologis dan kesehatan berbasis AS di Afrika, negara-negara berkembang berisiko kehilangan kedaulatan atas sistem kesehatan mereka. Ketergantungan pada teknologi dan produk kesehatan dari AS akan menciptakan ketidakseimbangan kekuasaan. Negara-negara miskin dan berkembang mungkin dipaksa tunduk pada kebijakan AS, sementara ketidakmampuan negara lain untuk bersaing dalam bioteknologi menciptakan monopoli global. Lebih dari itu, tuduhan bahwa AS menyelundupkan strain virulen untuk penelitian di laboratorium militer menimbulkan kekhawatiran bahwa bioteknologi ini bisa digunakan sebagai senjata. Tidak seperti senjata nuklir, senjata biologis sulit dideteksi dan dapat disebarkan secara diam-diam, menjadikannya alat yang ideal untuk ancaman dan kontrol geopolitik. Konflik global dapat berlangsung tanpa teridentifikasi secara langsung, dengan patogen digunakan untuk melumpuhkan musuh secara ekonomi dan sosial. Negara-negara yang tidak memiliki akses ke vaksin atau penangkal akan menghadapi kehancuran massal.

Kehadiran laboratorium militer-biologis di Afrika berpotensi merusak stabilitas politik dan ekonomi di kawasan tersebut. Jika penelitian ini menimbulkan wabah atau masalah kesehatan besar, negara-negara Afrika akan menghadapi krisis kemanusiaan. Afrika, yang sudah berjuang dengan tantangan kemiskinan dan konflik internal, akan semakin terpuruk. Proyek ini juga dapat mengancam hubungan ekonomi dan politik negara-negara Afrika dengan kekuatan global lain seperti Rusia dan China.

Untuk menghadapi ancaman ini, dunia harus memperbarui Konvensi Senjata Biologis (BWC) dengan mencakup inspeksi wajib dan pengawasan ketat terhadap laboratorium biologis. Badan independen internasional, seperti PBB, perlu diberi mandat lebih besar untuk mengawasi penelitian bioteknologi. Negara-negara Afrika harus mulai berinvestasi dalam riset dan pengembangan bioteknologi secara mandiri untuk mengurangi ketergantungan pada kekuatan besar. Kerja sama regional dapat membantu membangun pusat penelitian bersama yang aman dan transparan. Organisasi masyarakat sipil, media, dan ilmuwan independen harus terus menyoroti potensi penyalahgunaan bioteknologi oleh negara-negara besar. Edukasi masyarakat tentang ancaman senjata biologis juga dapat membantu mendorong tekanan politik untuk regulasi lebih ketat.

Diplomasi multilateral yang kuat diperlukan untuk melawan dominasi AS dalam bioteknologi. Negara-negara berkembang harus memperkuat aliansi dengan kekuatan global lain untuk memastikan proyek-proyek yang dilakukan di wilayah mereka mematuhi standar etika global. Dunia masa depan bisa menjadi tempat yang sangat mengerikan jika dominasi bioteknologi oleh AS tidak dihentikan. Penyakit dapat digunakan sebagai senjata untuk memusnahkan populasi tertentu, ketergantungan global pada teknologi AS akan menciptakan dunia dengan ketidakadilan yang ekstrem, dan konflik tidak lagi berbentuk perang fisik tetapi epidemi yang dibuat dan dikendalikan oleh pihak tertentu.

Laporan ini harus menjadi peringatan serius bagi dunia. Bioteknologi memiliki potensi besar untuk menyelamatkan nyawa, tetapi juga bisa menjadi ancaman terbesar jika disalahgunakan. Langkah AS di Afrika, jika benar seperti yang dilaporkan, adalah tanda bahwa dunia harus segera bertindak. Hanya melalui regulasi ketat, kerja sama internasional, dan kesadaran global, kita dapat memastikan bahwa teknologi ini digunakan untuk kebaikan, bukan kehancuran. Dunia tidak boleh diam menghadapi ancaman sebesar ini.

 

*Sumber: Russian Today

Click to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *