Opini
Denmark Tawar Beli California, Satir untuk Trump

Di tengah hingar bingar persaingan politik internasional, ada satu proposal yang tiba-tiba menggebrak. Sebuah kelompok crowdfunding di Denmark, dengan penuh keberanian, mengusulkan untuk membeli California dari Amerika Serikat seharga $1 triliun dan—siapa sangka—pasokan kue Denmark seumur hidup. Tidak hanya sekadar lelucon, tetapi juga cermin dari kebijakan luar negeri yang penuh kesombongan.
Proposal tersebut muncul sebagai tanggapan atas obsesi Presiden Donald Trump yang tak kunjung padam untuk membeli Greenland. Mengusung ide yang seakan-akan muncul dari benak seorang anak kecil yang ingin membeli mainan di toko, Trump menyatakan bahwa Greenland—sebuah wilayah otonom Denmark—adalah “harta karun” yang layak untuk dikuasai AS. Sayangnya, Greenland dan Denmark tampaknya tidak tertarik menjual properti mereka kepada sang presiden yang terobsesi akan ekspansi.
Namun, humor datang dari Denmark, negeri yang jauh lebih bijaksana, dengan sebuah tawaran yang memukau. “Kalau kamu suka membeli tanah orang, kami juga bisa beli California!” ujar kelompok Denmarkification. Tidak tanggung-tanggung, mereka bahkan menambahkan “seumur hidup pasokan kue Denmark” sebagai bonus menarik—sebuah cara untuk membuktikan bahwa Denmark bukan hanya ahli dalam diplomasi, tetapi juga dalam memberikan penghargaan manis.
Mengapa California? Karena Trump pernah menyebut negara bagian itu sebagai “yang paling hancur” di Amerika Serikat. Begitu banyak masalah di sana: kebakaran hutan, kemacetan, masalah perumahan, dan tentu saja, kekayaan yang melimpah. Bagi Trump, membeli California mungkin seperti membeli sebuah mobil sport mahal yang sudah banyak rusaknya. Akan tetapi, bagi Denmark, California adalah simbol cerminan dari kebijakan AS yang “merusak.”
Proposal ini tidak hanya mengejek kebijakan luar negeri AS, tetapi juga memamerkan betapa absurdnya logika di balik membeli wilayah lain. Sungguh menggugah hati melihat bagaimana negara-negara besar, dengan segala ambisi imperialistik mereka, sering mengabaikan kedaulatan dan hak asasi bangsa lain. Seolah-olah dunia ini hanya sebuah pasar tempat tawar-menawar yang tidak ada habisnya. Jangan heran jika besok, kita menemukan sebuah kelompok crowdfunding yang berusaha membeli Texas, atau bahkan New York, dengan segudang janji indah.
Menariknya, kelompok Denmarkification tidak hanya berfokus pada transaksi finansial semata. Mereka bahkan berani menawarkan “nilai-nilai budaya Denmark” sebagai bagian dari kesepakatan. California, yang terkenal dengan budaya kebebasan dan individualisme, akan “diperkaya” dengan budaya Denmark yang penuh kenyamanan: “hygge” (kehangatan sosial), jalur sepeda, dan tentu saja Smorrebrod (roti lapis tradisional). Disneyland juga akan diubah menjadi Hans Christian Andersenland, dengan Mickey Mouse yang kini mengenakan helm Viking. Inilah cara diplomasi Denmark yang penuh humor, menjawab ketidaksenonohan AS dengan candaan.
Bahkan lebih menggugah lagi, ada saran dari pendiri kelompok ini, Xavier Dutoit, yang menyarankan agar eksekutif LEGO memimpin negosiasi. Kenapa? Karena mereka telah berlatih keras untuk menghadapi “anak-anak yang tantrum karena kehilangan batu bata.” Mungkin inilah ironi terbesar dari semua ini—diplomasi yang dipimpin oleh mereka yang berurusan dengan tantrum dan kekesalan anak-anak lebih baik daripada negara adidaya yang gagal menghadapi kenyataan.
Trump sendiri, meskipun telah mendapatkan reaksi keras dari Denmark dan Greenland, tetap pada pendiriannya. Menurutnya, Greenland memiliki nilai strategis yang sangat penting bagi AS, meski hampir tidak ada orang di Greenland yang menginginkan bergabung dengan Amerika. Ini mengingatkan kita pada apa yang selalu disebutkan dalam politik global: yang kuat akan terus berusaha mendominasi yang lemah. Tapi, jangan khawatir, karena jika hal itu gagal, selalu ada opsi untuk membeli California, bukan?
Kesimpulannya, tawaran Denmark ini bukan hanya sekadar sindiran terhadap ambisi imperialistik Trump. Ini adalah panggilan untuk mengingatkan kita semua bahwa dunia ini bukan pasar bebas tempat siapa saja bisa membeli negara lain. Kedaulatan adalah harga yang tak bisa ditawar, dan jika dunia dibiarkan mengikuti logika pasar ala Trump, kita hanya akan melihat semakin banyak negara yang dijadikan objek jual beli tanpa penghormatan.