Connect with us

Opini

BBC dan Ujian Keturunan dalam Jurnalisme Gaza

Published

on

BBC telah menghapus dokumenternya berjudul “Gaza: How to Survive a Warzone” dari iPlayer setelah terungkap bahwa narator remajanya adalah putra seorang pejabat Hamas. Begitu bunyi laporan yang kini beredar. Betapa luar biasanya standar jurnalistik modern. Bayangkan, seorang anak menceritakan kehancuran di sekelilingnya, tetapi kisahnya harus dibungkam karena ayahnya dianggap punya posisi politik yang salah.

Tentu saja, aturan jurnalistik selalu jelas: siapa pun yang bersuara harus terlebih dahulu menjalani uji keturunan. Bukan soal apakah dia menyampaikan fakta, tetapi apakah garis keluarganya bisa diterima oleh mereka yang berkuasa. Mungkin BBC kini harus membuka departemen baru: investigasi genetik untuk memastikan bahwa hanya keturunan yang ‘netral’ boleh bersuara.

Menariknya, penarikan ini terjadi bukan karena dokumenter itu berisi kebohongan, tetapi karena tekanan politik. Sebuah ketakutan yang sungguh menyentuh hati. Jurnalisme, konon, bertujuan menyampaikan kebenaran. Tapi, BBC menunjukkan bahwa ada hal yang lebih penting dari kebenaran: memastikan tidak ada pihak yang tersinggung, terutama pihak yang memiliki pengaruh.

Dan kita semua tahu, di dunia ini ada pihak yang sangat sensitif. Mereka tidak ingin mendengar suara dari Gaza kecuali suara yang menggambarkan anak-anak sebagai ‘teroris kecil’. Begitu seorang anak berani menangis karena rumahnya hancur, tiba-tiba ada kekhawatiran besar: siapa orang tuanya? Apakah dia berhak merasakan penderitaan?

Bagaimana kalau ternyata anak itu memiliki hubungan keluarga dengan seseorang yang bekerja di pemerintahan Gaza? Tentu, ini adalah kejahatan yang tak termaafkan. Tak peduli bahwa dia hanya berusia 13 tahun, atau bahwa dia hanya menceritakan realitas hidupnya. Semua harus disaring demi memastikan tidak ada celah bagi empati terhadap Palestina.

Sementara itu, kita bisa melihat bagaimana standar ini berlaku secara selektif. Jika ada anak Israel yang menangis karena suara sirene, media akan berlomba-lomba menampilkan kesedihan itu. Tidak ada yang bertanya apakah ayahnya seorang tentara, apakah pamannya bagian dari pemerintahan. Air mata mereka langsung sah di hadapan dunia.

Namun, bagi anak-anak Gaza, air mata mereka harus diuji dulu di laboratorium politik. Apakah mereka cukup netral? Apakah mereka bisa menangis tanpa mengancam narasi besar yang telah ditetapkan? Jika tidak, maka suara mereka harus dipadamkan. Sebab, dunia ini hanya punya ruang untuk penderitaan yang disetujui.

BBC tidak melanggar kaidah jurnalistik dengan dokumenter ini. Tapi, mereka melanggar aturan tak tertulis yang jauh lebih penting: jangan berani-berani membuat Palestina terlihat manusiawi. Jangan sampai ada yang merasa simpati. Jika ada anak yang menderita, pastikan ia bukan dari keluarga yang bisa membuat pihak tertentu tidak nyaman.

Dan inilah standar yang berlaku hari ini. Seorang anak yang selamat dari perang tidak boleh berbicara jika ayahnya berada di daftar yang salah. Sementara itu, mereka yang menjatuhkan bom di atas rumahnya bisa tampil di media sebagai tokoh berwibawa, berbicara tentang keamanan dan hak untuk membela diri.

BBC mengatakan bahwa mereka melakukan ‘due diligence‘ (uji tuntas) atas dokumenter ini. Kata-kata yang terdengar sopan, tetapi pada dasarnya berarti ‘kami tidak ingin menanggung risiko politik.’ Mereka mungkin harus mengganti slogan mereka menjadi lebih jujur: ‘Memberitakan yang benar, kecuali jika itu mengganggu kepentingan tertentu.’

Jika memang narasi dokumenter ini bermasalah, biarkan publik menilai. Jika ada konflik kepentingan, cukup sebutkan latar belakang narator dan biarkan pemirsa berpikir sendiri. Tapi, rupanya itu terlalu berbahaya. Dunia ini harus dijaga agar hanya ada satu versi kebenaran yang diperbolehkan.

Dengan keputusan ini, BBC memberikan pelajaran penting bagi jurnalis di mana pun: bukan hanya fakta yang menentukan apakah sesuatu bisa diberitakan. Yang lebih penting adalah siapa yang menyampaikannya, siapa yang bisa tersinggung, dan siapa yang memiliki kuasa untuk membungkamnya. Kebenaran hanyalah detail kecil di antara itu semua.

Mungkin di masa depan, BBC bisa membuat dokumenter lain, kali ini tentang bagaimana cara berbicara tentang Gaza tanpa benar-benar menunjukkan Gaza. Bisa dibuat lebih steril, lebih aman, tanpa anak-anak yang menangis dan tanpa reruntuhan rumah. Tentu saja, dokumenter seperti itu pasti lolos uji politik. Dan yang lebih penting, tidak akan ada yang merasa terganggu.

Click to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *