Connect with us

Opini

Baerbock Berjudi: Eropa di Ambang Kebangkitan atau Kehancuran?

Published

on

Menteri Luar Negeri Jerman, Annalena Baerbock, baru saja mengajukan proposal brilian—atau lebih tepatnya, proposal yang bisa menghancurkan Eropa lebih cepat dari yang diantisipasi. Dalam pernyataan terbarunya, ia mengusulkan pembentukan dana pertahanan Eropa, karena, katanya, tidak ada yang bisa menjamin AS akan terus melindungi benua tua ini dari ancaman Rusia. Ah, tentu saja, karena yang dibutuhkan Eropa saat ini bukan pemulihan ekonomi, melainkan lebih banyak pengeluaran untuk senjata!

Baerbock mengingatkan bahwa Presiden Rusia Vladimir Putin tidak akan berhenti di Ukraina dan bisa saja menyerbu negara-negara Eropa lainnya jika benua ini tidak segera memperkuat pertahanannya. Ancaman ini diutarakan dengan penuh keyakinan, seolah-olah tank Rusia sudah parkir di depan Menara Eiffel. Dan solusi yang ditawarkannya? Utang lebih banyak! Karena kalau ada satu hal yang bisa menyelamatkan Eropa dari kehancuran, itu pasti utang yang semakin menumpuk.

Mari kita cermati situasi ini dengan jernih. Eropa saat ini sedang menghadapi inflasi yang menggila, industri yang perlahan-lahan terkapar, dan daya beli masyarakat yang terus merosot. Tapi Baerbock justru memilih untuk meningkatkan pengeluaran militer, yang tentu saja akan memotong anggaran sosial dan semakin memperparah penderitaan rakyat. Sebuah strategi yang luar biasa! Kalau saja Eropa bisa bertahan dengan makan patriotisme dan minum janji kosong.

Baerbock sepertinya tidak belajar dari sejarah. Kekaisaran Romawi jatuh bukan karena serangan mendadak dari musuh, tapi karena mereka bangkrut mempertahankan wilayah yang terlalu luas. Eropa saat ini berada di jalur yang sama: menghabiskan uang untuk perang yang bahkan belum terjadi, sementara ekonomi perlahan-lahan menuju kehancuran. Tapi siapa peduli? Selama para pemimpin bisa berbicara tentang pertahanan, rakyat bisa dibiarkan bertahan hidup dengan mie instan.

Masalah terbesar dari perjudian Baerbock ini adalah asumsi bahwa semua negara Eropa akan mendukung idenya. Kenyataannya, tidak semua negara ingin menghamburkan uang mereka untuk membangun tentara super yang belum tentu berguna. Prancis, misalnya, punya ego tersendiri dalam urusan militer. Hungaria? Mereka bahkan sudah setengah jalan keluar dari orbit Uni Eropa. Lalu, siapa yang akan membayar proyek ambisius ini? Jerman? Negara yang pabrik-pabriknya mulai tutup karena harga energi yang gila-gilaan?

Keputusan ini juga datang di saat Eropa mulai mempertanyakan loyalitas AS. Memang benar bahwa Trump dan beberapa politisi Amerika lainnya telah menunjukkan ketidaktertarikan mereka dalam membela Eropa. Tapi apakah solusi terbaiknya adalah membangun angkatan bersenjata raksasa sambil membiarkan ekonomi merosot? Jika itu caranya, maka Eropa bukan sedang membangun pertahanan, melainkan sedang menggali kuburan sendiri.

Mari kita bayangkan skenario terburuk. Eropa menghabiskan triliunan euro untuk membangun kekuatan militer, sementara utang membengkak dan rakyat menderita. Kemudian, ketika krisis ekonomi mencapai puncaknya, negara-negara mulai berkonflik satu sama lain. Uni Eropa retak, negara-negara bangkrut, dan pada akhirnya mereka justru menjadi lebih lemah dari sebelumnya. Dan di saat yang sama, Rusia hanya perlu menunggu tanpa harus menginvasi siapa pun. Kemenangan tanpa perang!

Tapi mungkin Baerbock memiliki rencana cadangan. Mungkin ia yakin bahwa ekonomi Eropa bisa bangkit dengan ajaib, bahwa dengan mengandalkan utang, segalanya bisa berjalan lancar. Atau mungkin, ia hanya mengikuti naskah politik yang ditulis oleh para birokrat yang bahkan tidak tahu cara membayar sewa rumah mereka sendiri. Seandainya ada Nobel untuk kebijakan paling nekat, Baerbock pasti sudah menjadi kandidat kuat.

Eropa sekarang berada di persimpangan jalan. Mereka bisa memilih untuk memperbaiki ekonominya terlebih dahulu sebelum bermimpi menjadi kekuatan militer mandiri, atau mereka bisa mengikuti strategi Baerbock dan bertaruh pada masa depan yang tidak menentu. Jika mereka memilih yang kedua, maka kita mungkin akan menyaksikan sesuatu yang lebih dahsyat daripada jatuhnya Yunani pada 2008. Hanya kali ini, seluruh benua yang akan terjerumus ke dalam jurang kehancuran.

Jadi, apakah Eropa akan bangkit atau hancur? Jawabannya terletak pada seberapa jauh para pemimpinnya mau berjudi dengan realitas. Jika mereka mengikuti jalur yang dipilih Baerbock, maka bersiaplah menyambut era di mana Eropa bukan lagi pusat peradaban dunia, melainkan hanya halaman belakang yang terlupakan dalam sejarah global. Tapi tenang saja, setidaknya mereka akan punya banyak tank yang tidak bisa dipakai karena tidak ada uang untuk bahan bakar.

Click to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *