Connect with us

Opini

AS Atur Lebanon, Hizbullah Harus Tersingkir?

Published

on

Amerika Serikat benar-benar dermawan sejati. Setelah berhasil membawa demokrasi ke Irak dengan cara yang begitu halus hingga negeri itu hancur berkeping-keping, kini AS menunjukkan kepeduliannya terhadap Lebanon. Menurut laporan terbaru, AS tengah berusaha memastikan bahwa Hizbullah dan sekutunya tidak mendapat tempat dalam pemerintahan Lebanon. Betapa baiknya hati AS, selalu ingin menata ulang negeri orang.

Campur tangan AS ini tentu saja bukan intervensi. Tidak, jangan salah paham. Ini adalah bentuk kasih sayang. Ketika AS memberi tahu para pejabat Lebanon siapa yang boleh dan tidak boleh duduk di pemerintahan, itu bukanlah dominasi asing, melainkan bimbingan seorang mentor yang bijaksana kepada muridnya yang kebingungan. Siapa yang lebih tahu tentang kepentingan Lebanon selain AS?

AS sangat peduli dengan stabilitas Lebanon, karena itulah mereka bersikeras bahwa Hizbullah tidak boleh mendapatkan jabatan strategis, seperti kementerian keuangan. Alasannya sederhana: Hizbullah dan sekutunya terlalu berbahaya. Mengapa? Karena mereka menolak tunduk pada arahan Washington. Dalam kamus AS, menolak arahan adalah sinonim dari ancaman bagi stabilitas.

Sungguh menarik melihat bagaimana definisi ancaman diatur sesuai kebutuhan. Hizbullah, kelompok yang selama bertahun-tahun mempertahankan Lebanon dari agresi Israel, dianggap ancaman. Sementara Israel, yang telah beberapa kali mengebom wilayah Lebanon, tidak pernah masuk dalam kategori tersebut. Bahkan, AS dengan murah hati tetap mengirim miliaran dolar bantuan militer kepada Israel. Demokrasi memang unik.

Hizbullah memang memiliki kekuatan militer yang tidak berada langsung di bawah kendali pemerintah Lebanon. Tapi mari kita bertanya, apakah mereka pernah melakukan kudeta terhadap pemerintahan yang sah? Tidak. Apakah mereka pernah mencoba menggulingkan pemimpin terpilih Lebanon? Tidak. Mereka hanya mempertahankan diri dan negara mereka dari serangan eksternal. Tapi tetap saja, bagi AS, mereka harus dibasmi.

AS mengklaim bahwa pengaruh Iran terhadap Hizbullah adalah sesuatu yang berbahaya bagi Lebanon. Ini menarik, karena jika ketergantungan Lebanon pada Iran dianggap ancaman, lalu bagaimana dengan ketergantungan Lebanon pada AS dan negara-negara Barat lainnya? Apakah itu tidak berbahaya? Ataukah ada aturan tidak tertulis bahwa ketergantungan kepada AS adalah berkah, sementara ketergantungan pada selainnya adalah dosa?

Jika Hizbullah dianggap berbahaya karena keterlibatan mereka di Suriah, bagaimana dengan AS? Apakah AS mendapat undangan resmi dari pemerintah Suriah untuk mengintervensi konflik di sana? Tidak. Tapi mereka tetap masuk dan melakukan operasi militer. AS boleh melakukan intervensi di mana pun mereka suka, tetapi jika Hizbullah membantu Suriah melawan ISIS, itu dianggap ancaman. Benar-benar standar ganda yang luar biasa.

Yang lebih lucu, AS menyebut Hizbullah sebagai ancaman bagi stabilitas Lebanon karena pengaruhnya dalam politik. Ini sungguh ironis, sebab AS sendiri terang-terangan menggunakan kekuatannya untuk menyingkirkan kelompok politik yang tidak mereka sukai. Dengan kata lain, pengaruh dalam politik hanya diperbolehkan jika yang memegang kendali adalah sekutu Washington. Yang lainnya? Itu disebut gangguan demokrasi.

Lalu, ada narasi bahwa jika kekuatan asing mendominasi politik Lebanon, maka ini akan menciptakan ketidakstabilan. Tentu saja, ini benar—kecuali jika yang mendominasi adalah AS. Jika Iran membantu Hizbullah, itu adalah campur tangan jahat. Tapi jika AS menentukan siapa yang boleh menjabat di pemerintahan Lebanon, itu adalah langkah mulia demi demokrasi. Betapa suci niat Washington!

Lebanon memang bukan negara dengan pemerintahan yang sempurna. Tapi jika AS benar-benar peduli dengan stabilitas negara itu, bukankah lebih baik mereka berhenti mengintervensi? Biarkan rakyat Lebanon menentukan sendiri siapa yang mereka anggap pantas memimpin. Jika Hizbullah mendapatkan dukungan rakyat, bukankah itu yang disebut demokrasi? Atau apakah demokrasi hanya berlaku jika hasilnya sesuai dengan keinginan AS?

Laporan ini hanya menegaskan bahwa AS tidak benar-benar mendukung kebebasan dan kedaulatan Lebanon. Mereka hanya ingin memastikan bahwa Lebanon tetap berada dalam orbit kepentingan mereka. Jika ada kelompok yang menolak tunduk, mereka harus disingkirkan. Jika ada yang mencoba melawan, mereka akan dicap sebagai ancaman. Sementara AS? Mereka tetaplah pahlawan tak bersayap yang selalu datang menyelamatkan dunia.

Mungkin sudah saatnya dunia berhenti percaya bahwa AS adalah penjaga demokrasi. Karena jika ada satu hal yang pasti, demokrasi versi AS hanyalah sebuah ilusi—sebuah konsep yang bisa diubah sesuai kepentingan mereka. Dan Lebanon, seperti banyak negara lain sebelumnya, hanyalah bidak lain di papan catur geopolitik mereka.

Click to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *