Opini
Amerika 2024: Perusahaan Besar Bangkrut dengan Gaya Elegan!

Tahun 2024 di Amerika, kebangkrutan bukan lagi sekadar hal yang memalukan. Kini, itu menjadi seni—dengan semua perusahaan besar menghadapinya seperti bintang yang tampil di panggung Oscar. Sejumlah perusahaan besar mengajukan kebangkrutan, termasuk yang memiliki utang miliaran dolar. Sementara itu, CEO mereka tetap mengumpulkan bonus dan merayakan “kesuksesan” mereka dengan gaya yang sangat elegan. Tidak ada rasa malu, hanya kemewahan.
Kebangkrutan perusahaan-perusahaan besar ini seperti pesta yang tak ingin dilewatkan siapa pun. Anda pikir kebangkrutan hanya berpengaruh pada pegawai dan konsumen? Pikirkan lagi! Eksekutif perusahaan justru menganggapnya sebagai kesempatan untuk mendapatkan lebih banyak uang, sementara karyawan hanya bisa menonton. Mengapa? Karena saat perusahaan mereka gulung tikar, mereka justru mendapatkan bonus yang lebih besar. Keren, bukan?
Pernahkah Anda mendengar istilah “restrukturisasi utang”? Itu adalah jargon yang kini sedang tren di dunia korporasi. Bukan untuk menyelesaikan masalah, melainkan untuk menambah utang baru. Banyak perusahaan besar yang memilih jalur ini, menambah beban mereka dengan harapan bahwa pada suatu saat, ekonomi akan kembali pulih. Tentu saja, mereka tak mau melepaskan kesempatan emas untuk membuat utang lebih banyak. Gaya!
Ketika Party City mengumumkan kebangkrutan kedua pada 2024, itu bukan sekadar berita buruk. Itu adalah pengingat bahwa kebangkrutan bisa menjadi keputusan bisnis yang sangat “elegan.” Dengan menutup 700 toko mereka di Amerika, perusahaan ini justru memberi contoh bagaimana membungkus kegagalan menjadi pencapaian. Jadi, siapa bilang kebangkrutan hanya untuk perusahaan kecil yang tidak beruntung? Perusahaan besar juga bisa melakukan hal yang sama, tetapi dengan lebih banyak kelas.
Bahkan Tupperware dan Red Lobster pun ikut meramaikan daftar kebangkrutan. Di tengah lonjakan biaya dan permintaan yang menurun, mereka memutuskan untuk mengikuti tren dan menata ulang strategi mereka—dengan menambahkan utang yang lebih banyak. Mereka telah mengajarkan kita semua bahwa kegagalan bisa datang dengan cara yang penuh gaya, asal kita tahu bagaimana “mengatur utang” dengan benar. Memang, tidak ada yang lebih elegan daripada menambah masalah tanpa harus menyelesaikan yang lama.
Fitch Ratings melaporkan bahwa kebangkrutan ini lebih banyak terjadi di kalangan perusahaan dengan utang besar. Namun, eksekutif mereka terus memegang kendali, merencanakan “pengaturan utang” lebih lanjut, dan berharap agar mereka bisa memanfaatkan kondisi ekonomi dengan cara yang lebih cerdas—mungkin. Sayangnya, bagi karyawan yang terpaksa kehilangan pekerjaan, hal ini hanya menambah beban yang sudah mereka tanggung. Bagaimana dengan mereka? Tentunya, mereka tidak mendapatkan bonus seindah para eksekutif.
Namun, kita harus mengakui satu hal: kebangkrutan menjadi sangat “in” pada 2024. Setiap perusahaan yang bangkrut bisa disebut sebagai bagian dari komunitas elit korporasi. Dengan biaya utang yang meroket, kebangkrutan bukan lagi suatu kegagalan, melainkan sebuah “pilihan cerdas” yang bisa dipahami hanya oleh orang-orang yang paham dunia finansial. Hanya mereka yang bisa menjalankan “permainan” ini dengan elegan, lengkap dengan gaji besar dan bonus tak terduga.
Kita tak bisa lagi menyebut kebangkrutan sebagai kegagalan semata. Ini adalah kesempatan untuk mereformasi dan mendaur ulang utang menjadi sesuatu yang lebih glamour. Jika ada perusahaan yang bangkrut, mereka hanya melakukan hal yang benar, yaitu memperbesar utang dan berharap untuk lebih kaya lagi. Tentu, karyawan dan masyarakat tetap harus menghadapi kenyataan pahit, namun yang penting, “perusahaan besar” tetap bisa mempertahankan status sosial mereka—dengan gaya yang elegan.
Jadi, apakah ini kebangkrutan atau “kesempatan baru”? Dalam dunia korporasi Amerika, semua ini terlihat seperti parade megah dari kesalahan besar yang dibungkus dengan rapih. Di balik angka utang yang terus menanjak, kebangkrutan tetap menjadi tren, dan perusahaan besar menghadapinya dengan senyum lebar. Karena bagaimanapun, yang penting adalah gaya—selebihnya bisa diatur belakangan.