Feature
Pesan Keluarga Dr. Hussam: Jeritan Kemanusiaan dari Gaza

Oleh: Lutfi Awaludin Basori
Di tengah kepungan bom dan gempuran yang tak henti-hentinya, di ruang rumah sakit yang semakin menyempit dan sesak oleh korban yang berjatuhan, sebuah pesan terinspirasi oleh seorang pria yang telah mengabdikan hidupnya untuk menyelamatkan nyawa. Pesan ini bukan datang dari sang dokter sendiri, Dr. Hussam Abu Safiyeh, melainkan dari keluarga yang kini terombang-ambing, menunggu kejelasan nasibnya yang tak menentu. Pesan yang disampaikannya kepada dunia bukan hanya sekadar kata-kata, melainkan teriakan hati yang mengingatkan kita semua akan kemanusiaan yang hilang.
Keluarga Dr. Hussam Abu Safiyeh, sang direktur Rumah Sakit Kamal Adwan di Gaza, dengan penuh harapan menyampaikan pesan mereka kepada dunia. Mereka meminta agar dunia, yang seringkali terjebak dalam kebisuan, mendengarkan jeritan mereka untuk keselamatan ayah, suami, dan saudara mereka yang hingga kini nasibnya belum diketahui. Dr. Hussam, yang telah melalui berbagai cobaan berat, kehilangan anaknya yang tercinta, Ibrahim, dan bahkan terluka parah, tetap bertahan demi tugas mulia yang diembannya sebagai tenaga medis di tengah bencana ini.
Setiap hari, ia berjuang bersama rekan-rekannya untuk menyelamatkan nyawa, bahkan ketika dirinya sendiri tak terlepas dari penderitaan. Ketika dunia bergeming, ia tetap di garis depan, memberikan perawatan untuk mereka yang terluka dalam serangan tanpa henti. Namun, kini, setelah berhari-hari dalam keadaan terisolasi dan terperangkap dalam keadaan yang semakin memprihatinkan, Dr. Hussam hilang ditangkap oleh pasukan pendudukan Israel. Keluarganya kini hanya bisa mengandalkan suara-suara dunia internasional untuk memaksa pihak yang berkuasa untuk mendengarkan dan melepaskan Dr. Hussam.
Di tengah serangan tanpa ampun yang menargetkan fasilitas medis dan korban-korban yang jatuh setiap hari, pesan keluarga Dr. Hussam menjadi lebih dari sekadar seruan untuk keselamatan pribadi. Ini adalah sebuah seruan untuk martabat kemanusiaan. Mereka meminta agar dunia tidak diam, agar masyarakat internasional mendesak Israel untuk menghentikan pelanggaran terhadap hak asasi manusia yang terus berlangsung. Dalam pesan yang penuh harapan dan rasa sakit ini, keluarga Dr. Hussam menegaskan bahwa kehidupan seorang dokter, yang seharusnya menjadi pelindung bagi nyawa, tidak bisa diperlakukan dengan cara yang lebih kejam dan tidak berperasaan.
Pesan ini seharusnya menggugah setiap hati nurani yang masih peduli terhadap kemanusiaan. Sebagai sesama manusia, kita memiliki tanggung jawab untuk mendukung mereka yang berjuang di medan perang, mereka yang menaruh nyawanya di garis depan untuk menyelamatkan orang lain. Keluarga Dr. Hussam meminta agar kita semua tidak melupakan kemanusiaan yang masih bisa dipertahankan, agar kita berdiri bersama mereka dalam solidaritas, dan agar dunia tidak lagi berpaling dari penderitaan yang sedang dialami oleh Gaza.
Mereka memohon, bukan hanya untuk Dr. Hussam, tetapi juga untuk semua nyawa yang terancam. Tidak ada lagi ruang untuk diam. Setiap detik yang berlalu adalah penderitaan yang semakin mendalam bagi mereka yang tidak bersalah. Pesan ini adalah jeritan dari sebuah keluarga yang merasa terputus dari dunia, sebuah jeritan yang memanggil kita untuk bertindak, untuk tidak membiarkan pengabaian ini terus berlangsung. Ini adalah saatnya bagi dunia untuk menunjukkan empati yang lebih dari sekadar kata-kata. Sebuah langkah nyata harus diambil, dan solidaritas harus dihidupkan kembali dalam bentuk aksi.
*Sumber: Suppressed News