Feature
Misi Heroik di Gaza

Oleh: Lutfi Awaludin Basori
Di tengah reruntuhan Gaza yang diselimuti asap dan debu, perlawanan Palestina bangkit seperti bara yang tak pernah padam. Aroma mesiu dan suara tembakan bercampur dengan jeritan kesakitan dan doa-doa lirih. Namun, dari kehancuran itu, lahir keberanian yang tak tergoyahkan. Keberanian para pejuang menjadi kisah heroik yang terus bergema, membuktikan bahwa harapan dan kehormatan bisa berdiri tegak meski di bawah tekanan penjajahan. Dalam misi yang penuh risiko di Beit Lahia, para pejuang Al-Qassam Brigades menghadapi kekuatan besar dan keluar sebagai simbol keberanian yang tak tergoyahkan.
Dalam bayang-bayang malam yang gelap, hanya diterangi cahaya dari kobaran api dan kilatan senjata, para pejuang Al-Qassam bergerak dengan hati-hati. Desiran angin membawa bau hangus yang menyengat, menyelimuti jalanan yang berserak puing-puing. Dengan keberanian luar biasa, mereka mendekati rumah yang dijaga ketat oleh tentara Zionis. Tembakan pertama meletus, memecah keheningan mencekam, dan pertempuran jarak dekat pun pecah. Dengan pisau di tangan, tiga tentara Zionis berhasil dilumpuhkan. Jeritan para tentara bercampur dengan sorak kemenangan ketika pintu rumah akhirnya didobrak. Di dalam, warga sipil yang ketakutan—sebagian besar anak-anak dan perempuan—menangis lega ketika mereka melihat para pejuang yang datang sebagai penyelamat.
Di garis depan lainnya, seorang pejuang Al-Quds Brigades mengenakan rompi berisi bahan peledak. Dengan tatapan penuh tekad, ia melangkah mendekati kendaraan lapis baja musuh. Langkahnya mantap, meski tanah di bawahnya bergetar oleh deru tank. Sesaat sebelum mencapai kendaraan, ia menyelinap masuk, membawa serta harapan bangsanya. Dentuman besar mengguncang udara, mengirimkan gelombang panas yang terasa hingga jauh. Asap hitam mengepul tinggi, menandai keberanian seorang pejuang yang menyerahkan segalanya demi kebebasan rakyatnya.
Tidak jauh dari sana, suara mortir menggema, melesat dari arah basis Al-Nasser Salah al-Din Brigades. Para pejuang dari berbagai kelompok perlawanan bekerja dalam kesatuan yang mengagumkan, berbagi strategi, dan mengeksekusi serangan dengan presisi. Di sisi lain, seorang pejuang Al-Qassam menyamar dengan seragam musuh. Wajahnya diliputi debu, tapi tatapan matanya penuh keyakinan. Dengan langkah tenang, ia mendekati kelompok tentara, senyum tipis terukir di wajahnya sebelum ledakan besar mengguncang tanah di sekitarnya.
Setiap sudut Gaza menjadi saksi keberanian luar biasa. Di Jabalia, seorang pejuang melawan tim sniper musuh. Ia bergerak dengan gesit di antara reruntuhan, mengintai dari balik dinding yang hampir runtuh. Ketika momen itu tiba, peluru terakhir dari senapan sniper musuh hanya meninggalkan keheningan. Dari jauh, seorang anak menyaksikan semuanya, menyeka air matanya dengan tangan kecil yang kotor, sebelum berlari kembali ke ibunya dengan harapan baru.
Di bawah langit Gaza yang dipenuhi ancaman, para pejuang berdiri sebagai penjaga kehormatan bangsa. Mereka adalah simbol perlawanan, inspirasi yang terus membakar semangat rakyat Palestina untuk melawan penindasan. Aroma mesiu, tanah yang basah oleh darah, dan teriakan takbir yang menggema menjadi saksi bahwa semangat manusia tidak pernah tunduk. Dunia mungkin memilih untuk menutup mata, tetapi kisah heroik ini akan terus bergema, membuktikan bahwa keberanian tidak dapat dihancurkan oleh senjata apa pun.
*Sumber: Al-Mayadeen