Connect with us

Analisis

Pertemuan Al-Sharaa dan Israel: Diplomasi Rahasia atau Ilusi?

Published

on

Di bawah langit Abu Dhabi yang berkilau, tempat ambisi modern berpadu dengan intrik politik, sebuah cerita mengguncang kawasan Timur Tengah. Dalam podcast “INTERVIEW: Kafka with consequences”, George Galloway dan Richard Medhurst menyalakan bara spekulasi: Ahmad al-Sharaa, pemimpin baru Suriah, diduga bertemu dengan delegasi Israel di ibu kota UEA. “Golani bertemu Zionis di Abu Dhabi!” seru Galloway, meski tanpa bukti konkret. Namun, benarkah ada rahasia besar yang tersembunyi di balik gemerlap kota ini?

Galloway dan Medhurst, dengan nada penuh keyakinan, merujuk pada data dari FlightRadar yang menunjukkan pesawat pemerintah Israel mendarat di Abu Dhabi saat kunjungan al-Sharaa pada 13 April 2025. Mereka mengutip “sumber terpercaya” yang mengklaim bahwa al-Sharaa telah berjanji menormalisasi hubungan dengan Israel sebelum 2026, mengikuti jejak Mesir dan Yordania. Namun, tanpa dokumen resmi, klaim ini bak percikan di tengah gelap: menggoda, tetapi belum tentu menyalakan api diplomasi rahasia.

Donasi ke Vichara via Saweria

Dukung Vichara dengan berdonasi 💛

Kunjungan al-Sharaa ke Abu Dhabi sendiri memang bukan isapan jempol. Reuters dan Washington Times melaporkan pertemuannya dengan Sheikh Mohammed bin Zayed Al Nahyan untuk membahas masa depan Suriah. UEA, sebagai negara yang telah menjalin hubungan diplomatik dengan Israel sejak Abraham Accords 2020, memiliki rekam jejak sebagai perantara diplomatik. AP News mencatat bahwa UEA bisa menjadi fasilitator potensial untuk dialog antara Suriah dan Israel. Abu Dhabi, dengan citra netral dan atmosfer kosmopolit, memang panggung yang masuk akal untuk pertemuan yang tak ingin terendus.

Namun, klaim yang dilemparkan dua jurnalis tersebut tetap harus ditelaah dengan kritis. Galloway dan Medhurst dikenal dengan sikap anti-Israel yang tajam, dan hal itu bisa membentuk narasi mereka. Data FlightRadar memang menunjukkan keberadaan pesawat Israel, tapi bukan isi ruang pertemuan. Sementara itu, Reuters hanya mencatat percakapan al-Sharaa dengan UEA, tanpa menyebut keterlibatan Israel. “Mereka ingin kita percaya ini hanya kebetulan,” sindir Medhurst dalam podcast-nya. Tanpa bukti kuat, dugaan ini tetap sebatas bayang-bayang, sekalipun logika geopolitik membuatnya tampak menggoda.

Mengapa dugaan ini terasa masuk akal? Al-Sharaa bukan lagi komandan al-Nusra yang dikenal keras. Melalui Hay’at Tahrir al-Sham (HTS), ia telah berevolusi menjadi figur pragmatis yang mendambakan legitimasi global. Tempo (31 Januari 2025) mencatat transformasinya, dan kepada The Economist (Februari 2025), ia menyatakan, “Kami ingin Suriah bangkit, bukan perang baru.” Pernyataan ini membuka celah untuk kemungkinan dialog dengan Israel. Pertemuan rahasia memungkinkan dia menjajal peluang diplomatik tanpa memicu kemarahan rakyat Suriah yang masih trauma oleh perang dan pendudukan.

Kondisi geopolitik menambah bobot dugaan tersebut. Dengan 90% rakyatnya hidup di bawah garis kemiskinan (data PBB), Suriah sangat membutuhkan pemulihan ekonomi. Pencabutan sanksi AS, yang sangat menentukan, bergantung pada restu Washington. The Washington Institute (Maret 2025) bahkan menyebut koordinasi keamanan antara Suriah dan Israel sebagai prasyarat normalisasi. AS dan UEA—keduanya sekutu dekat Israel—mungkin tengah mendorong al-Sharaa ke meja perundingan. Dan Abu Dhabi, dengan jaringan diplomatiknya yang luas dan kepercayaan sebagai tuan rumah, menjadi lokasi ideal untuk merintis langkah awal tersebut.

Sikap al-Sharaa terhadap Israel juga memperkuat kecurigaan. Ketika Israel melancarkan 350 serangan udara ke Golan dan Damaskus pada Desember 2024 (Kompas, 12 Desember 2024), responsnya sangat datar. Ia hanya menyebutnya sebagai “alasan lemah” (Syria TV, 14 Desember 2024). Menariknya, HTS tak pernah menjadi target serangan Israel, seakan ada pakta tak tertulis. Kritik keras baru terdengar setelah tekanan Turki terkait pangkalan T4 di Palmyra. Apakah diamnya al-Sharaa adalah strategi politik atau refleksi dari pergeseran aliansi?

Turki sebagai pendukung utama al-Sharaa tampaknya takkan menghalangi jalur diplomasi tersebut. Terkenal.co.id (12 April 2025) melaporkan bahwa Turki dan Israel sedang merundingkan masalah Suriah di Azerbaijan. Ini menunjukkan pendekatan pragmatis dari Ankara. Selama wilayah utara dan kepentingan di Palmyra tidak terganggu, Turki mungkin secara diam-diam mendukung langkah al-Sharaa. Abu Dhabi pun, dengan kesan netral dan jauh dari pusaran media Timur Tengah, semakin relevan sebagai titik temu yang tak menarik sorotan.

UEA juga bukan pemain baru dalam diplomasi bayangan. Wikipedia (28 Desember 2024) mencatat peran penting Yossi Cohen dari Mossad dalam bolak-balik ke UEA sebelum Abraham Accords tercapai. Dengan pengamanan ketat dan suasana kosmopolitan, Abu Dhabi menjadi tempat yang ideal untuk menyembunyikan pertemuan tingkat tinggi. Jika benar al-Sharaa berdialog dengan Israel, besar kemungkinan UEA akan menjaga rapat rahasia itu—demi stabilitas kawasan dan melindungi legitimasi al-Sharaa di mata rakyat Suriah yang masih menyimpan dendam terhadap pendudukan Golan.

Masalah Golan tetap menjadi luka terbuka dalam benak rakyat Suriah. Israel memperluas cengkeramannya setelah era Assad, memicu kemarahan luas (Kompas, 12 Desember 2024). Normalisasi tanpa langkah berarti di Golan akan dianggap sebagai pengkhianatan, sebagaimana reaksi keras dari Palestina terhadap Abraham Accords (Liputan6.com, 19 Agustus 2020). Al-Sharaa, yang saat ini masih bergantung pada HTS dan Turki, menyadari risiko itu. Maka, pertemuan rahasia di Abu Dhabi bisa menjadi jalan aman untuk menjajaki normalisasi tanpa gegabah membuka seluruh kartu.

Pertanyaannya: mengapa sosok seperti al-Sharaa, yang pernah dikenal sebagai pejuang jihad, kini mempertimbangkan duduk bersama Israel? Jawabannya mungkin bukan semata ambisi politik, melainkan juga strategi bertahan hidup di tengah reruntuhan negara yang hancur. Klaim Galloway dan Medhurst, meski rapuh, tidak sepenuhnya tanpa dasar. Data FlightRadar memang menunjukkan pola penerbangan mencurigakan, dan waktu kunjungan al-Sharaa menimbulkan pertanyaan. Namun, bias mereka—yang menyebut al-Sharaa sebagai “boneka”—bisa melebih-lebihkan fakta. Tanpa dokumen atau pengakuan resmi, cerita ini tetap menjadi teka-teki yang menggugah rasa ingin tahu.

Kebutuhan ekonomi Suriah menjadi alasan kuat yang mendorong arah diplomasi. Reuters (13 April 2025) mencatat bahwa infrastruktur negara tersebut nyaris lumpuh, dan pemulihannya membutuhkan miliaran dolar. Jika normalisasi dengan Israel bisa membuka akses ke investasi UEA dan AS—seperti yang terjadi setelah Abraham Accords—al-Sharaa bisa tergoda untuk mencobanya. Melalui pertemuan tertutup, ia bisa mengevaluasi peluang itu tanpa langsung menantang opini publik yang belum siap menerima.

Preseden juga mendukung kemungkinan ini. Maroko dan Bahrain, meski menghadapi kritik tajam, tetap menandatangani Abraham Accords karena imbalan diplomatik dan ekonomi dari AS (Wikipedia, 4 Agustus 2024). Al-Sharaa, di bawah tekanan yang sama dari AS dan UEA, bisa saja mengikuti pola serupa. Abu Dhabi akan menjadi langkah pertama yang aman—mewujudkan dialog tanpa janji terbuka, sebuah tarian diplomasi di balik bayang-bayang kota yang gemerlap.

Namun, skeptisisme tetap harus dikedepankan. FlightRadar hanya menunjukkan korelasi waktu dan lokasi, bukan bukti keterlibatan Israel dalam pembicaraan. Baik SANA maupun AP News tidak menyebut satu pun tentang kehadiran Israel dalam kunjungan al-Sharaa. Galloway dan Medhurst mungkin punya sumber, namun tanpa bukti atau detail yang dapat diverifikasi, klaim mereka tetap goyah. Meski begitu, logika pertemuan—didorong pragmatisme al-Sharaa, peran mediasi UEA, dan tekanan geopolitik dari AS—membuat Abu Dhabi tetap menjadi panggung yang masuk akal untuk rahasia yang berpotensi mengubah wajah Timur Tengah.

 

 

Daftar Pustaka:

  1. YouTube: George Galloway – INTERVIEW: Kafka with consequences: https://www.youtube.com/watch?v=Yk76dWlffWk&t=644s

 

  1. AP News. (2025). Syria’s new leader visits UAE to discuss stability and reconstruction. Diakses dari https://apnews.com.
  2. Chatham House. (2023, 12 April). The Abraham Accords: Economic impacts and regional implications. Diakses dari https://www.chathamhouse.org.
  3. (2024, 12 Desember). Israel lancarkan 350 serangan udara di Suriah pasca-Assad. Diakses dari https://www.kompas.com.
  4. com. (2020, 19 Agustus). Protes Palestina terhadap Abraham Accords di UEA. Diakses dari https://www.liputan6.com.
  5. (2025, 13 April). Syria’s interim president visits UAE to strengthen ties. Diakses dari https://www.reuters.com.
  6. (2025). Al-Sharaa meets UAE leadership to discuss Syrian transition. Diakses dari https://www.sana.sy.
  7. Syria TV. (2024, 14 Desember). Al-Sharaa comments on Israeli airstrikes in Syria. Diakses dari https://www.syria.tv.
  8. (2025, 31 Januari). Ahmad al-Sharaa: Dari jihadisme ke pemimpin transisi Suriah. Diakses dari https://www.tempo.co.
  9. co.id. (2025, 12 April). Turki dan Israel bertemu di Azerbaijan untuk bahas Suriah. Diakses dari https://www.terkenal.co.id.
  10. The Economist. (2025, Februari). Interview with Ahmad al-Sharaa: Syria’s new path. Diakses dari https://www.economist.com.
  11. The Washington Institute. (2025, Maret). Prospects for Syria-Israel security coordination. Diakses dari https://www.washingtoninstitute.org.
  12. The Washington Times. (2025). Syrian leader’s UAE visit signals regional realignment. Diakses dari https://www.washingtontimes.com.
  13. (2024, 4 Agustus). Abraham Accords: Background and negotiations. Diakses dari https://en.wikipedia.org/wiki/Abraham_Accords.
  14. (2024, 28 Desember). Mossad’s role in UAE-Israel normalization talks. Diakses dari https://en.wikipedia.org.
  15. Galloway, G., & Medhurst, R. (2025, 18 April). The Mother of All Talkshows [Podcast]. Diakses dari [platform podcast].
  16. FlightRadar data, dikutip melalui unggahan di X. (2025, April). Israeli government plane lands in Abu Dhabi during al-Sharaa’s visit. Diakses dari https://x.com.

 

Click to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Artikel Populer