Connect with us

Analisis

Menggali Pidato Sayyid al-Houthi tentang Palestina

Published

on

Oleh: Lutfi Awaludin Basori

Mari kita kupas pidato Sayyid Abdul Malik al-Houthi yang disampaikan pada 5 Desember 2024. Pemimpin Ansarullah ini mengangkat isu-isu besar yang sedang melanda dunia Islam, khususnya bagaimana konflik-konflik internal di kawasan digunakan untuk mengalihkan perhatian dari perjuangan Palestina. Beliau menyampaikan pandangan bahwa strategi ini bukanlah sesuatu yang kebetulan, melainkan bagian dari rencana besar yang dirancang oleh AS dan zionis untuk melemahkan umat Islam.

Pernyataan ini memang terasa kuat, tapi mari kita lihat lebih dalam. Dalam beberapa tahun terakhir, Timur Tengah memang menjadi lautan konflik. Yaman, Suriah, Irak, hingga Lebanon terus dilanda kekacauan. Al-Houthi menyebut bahwa semua ini adalah bentuk distraksi agar fokus dunia Islam terhadap Palestina memudar. Coba kita ingat, kapan terakhir kali isu Palestina benar-benar menjadi topik utama di dunia internasional? Jawabannya mungkin sulit karena perhatian dunia telah terpecah ke berbagai konflik lainnya.

Selain itu, beliau menyoroti bagaimana AS dan zionis menciptakan situasi yang saling melemahkan di dunia Islam. Contohnya cukup nyata, seperti dukungan militer AS kepada Arab Saudi dalam perang di Yaman, atau perlindungan diplomatik mereka terhadap zionis di forum internasional. Bahkan, langkah-langkah seperti Kesepakatan Abraham Accords menjadi alat untuk menormalisasi hubungan zionis dengan negara-negara Arab. Dampaknya? Perjuangan Palestina semakin terpinggirkan, karena sebagian negara Arab kini lebih sibuk dengan kepentingan ekonomi dan politik mereka.

Tak hanya itu, al-Houthi juga mengingatkan kita tentang perang informasi. Media sering menjadi alat untuk menggiring opini. Beberapa media Barat dan Arab kerap menggambarkan kelompok perlawanan seperti Hizbullah atau Ansarullah sebagai pengacau, tanpa menyoroti akar masalah sebenarnya. Ini adalah bagian dari strategi untuk membingkai narasi yang menguntungkan pihak tertentu.

Namun, pidato ini juga memberi kita secercah harapan. Al-Houthi menyebut Iran sebagai salah satu pendukung utama perjuangan Palestina dan Axis of Resistance. Dukungan ini tak hanya sebatas kata-kata, tetapi juga nyata melalui bantuan teknologi dan strategi. Di tengah banyaknya negara yang memilih pragmatisme politik, Iran dan sekutunya tetap teguh pada prinsip perjuangan melawan zionis.

Inti dari pesan beliau adalah pentingnya persatuan dunia Islam. Al-Houthi menekankan bahwa perpecahan internal hanya menguntungkan musuh. Jika umat Islam mampu bersatu, ancaman dari luar bisa dihadapi dengan lebih baik. Meski tantangannya besar, pidato ini mengingatkan kita bahwa perjuangan untuk Palestina tetap menjadi tugas bersama, dan persatuan adalah kuncinya.

Jadi, mari kita jadikan pesan ini sebagai pengingat bahwa perjuangan untuk Palestina bukanlah perjuangan satu kelompok atau negara, melainkan perjuangan seluruh dunia Islam. Jangan sampai kita kehilangan fokus di tengah hiruk-pikuk konflik lainnya. Palestina tetaplah pusat dari semua ini.[]

Click to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *