Connect with us

Analisis

Indonesia Gabung BRICS: Siap Tantang Dominasi AS?

Published

on

Indonesia telah secara resmi bergabung dengan BRICS sebagai anggota penuh, sebuah langkah yang diumumkan oleh Brasil, negara yang saat ini memegang kepresidenan bergilir kelompok tersebut. Keputusan ini menandakan komitmen Indonesia untuk lebih terlibat dalam perubahan tatanan global yang semakin multipolar, namun juga menimbulkan pertanyaan tentang dampaknya terhadap hubungan Indonesia dengan kekuatan Barat, terutama Amerika Serikat.

BRICS, yang awalnya dibentuk oleh Brasil, Rusia, India, dan China pada 2009, telah berkembang menjadi forum dengan agenda yang lebih luas, mencakup berbagai isu mulai dari investasi hingga keamanan global. Keanggotaan Indonesia dalam BRICS menandakan langkah diplomatik yang lebih besar bagi Indonesia untuk memperkuat posisinya di dunia internasional, terutama di antara negara-negara berkembang. Indonesia melihat ini sebagai peluang untuk berkontribusi dalam reformasi tata kelola global yang lebih adil.

Namun, bergabungnya Indonesia dengan BRICS berpotensi menambah ketegangan geopolitik yang sudah ada. Dengan BRICS yang kini mencakup kekuatan besar seperti China dan Rusia, ada risiko bahwa Indonesia dapat dikategorikan sebagai bagian dari “blok Timur” yang dapat memperburuk hubungan dengan Amerika Serikat dan sekutunya. Ini merupakan tantangan besar dalam menjaga netralitas Indonesia dalam kancah politik global.

Indonesia, dengan lebih dari 270 juta penduduk dan ekonomi terbesar di Asia Tenggara, tentunya memiliki daya tawar yang kuat. Meskipun begitu, bergabung dengan BRICS yang mengusung agenda reformasi global—terutama dalam mengurangi ketergantungan pada dolar AS—bisa jadi menjadi ujian berat. Keputusan ini menyiratkan bahwa Indonesia harus siap mengelola dampak dari dinamika perubahan sistem keuangan internasional.

Pada sisi lain, Indonesia tidak dapat dipandang hanya sebagai negara yang semakin mesra dengan Blok Timur. Keputusan ini lebih mencerminkan pragmatisme dalam kebijakan luar negeri Indonesia yang bebas dan aktif. Indonesia selalu berupaya untuk menjaga keseimbangan antara kepentingan ekonomi global dan hubungan politik yang tidak terikat pada satu blok atau kubu tertentu, termasuk Amerika Serikat dan negara-negara Barat lainnya.

BRICS, dengan anggotanya yang terus berkembang, kini mencakup negara-negara seperti Iran, Mesir, Ethiopia, dan Uni Emirat Arab. Keanggotaan Indonesia dalam BRICS, yang mengedepankan kerjasama Selatan-Selatan, memberikan peluang besar bagi Indonesia untuk memperkuat posisinya dalam kerjasama ekonomi global, yang lebih menguntungkan negara-negara berkembang, terutama di kawasan Asia dan Afrika.

Namun, tekanan dari Amerika Serikat kemungkinan akan datang, mengingat posisi dominan dolar AS dalam perdagangan internasional. Jika BRICS benar-benar berupaya mengurangi ketergantungan pada dolar, Indonesia yang baru saja bergabung dengan blok ini bisa menjadi sasaran pengaruh negatif. AS bisa memanfaatkan tekanan ekonomi atau sanksi sebagai langkah untuk mempertahankan hegemoninya dalam sistem moneter global.

Meski begitu, Indonesia memiliki potensi besar untuk menghadapi tantangan ini. Dengan menjaga hubungan baik dengan negara-negara Barat, serta memperluas hubungan dengan negara-negara Asia dan kawasan Global South, Indonesia dapat mengelola perubahan ini dengan bijaksana. Selain itu, Indonesia juga dapat memperjuangkan posisi tawarnya dengan memanfaatkan kedudukannya sebagai negara penting di ASEAN.

Menghadapi tekanan dari Amerika Serikat, Indonesia tentunya tidak akan berjalan sendiri. Indonesia memiliki kemitraan strategis dengan banyak negara di kawasan ASEAN dan juga negara-negara besar lainnya seperti Jepang dan Australia. Kerjasama multilateral dalam organisasi internasional akan memperkuat kemampuan Indonesia dalam menghadapi pengaruh luar yang berusaha mengubah arah kebijakan luar negerinya.

Bergabungnya Indonesia dengan BRICS membuka babak baru dalam kebijakan luar negeri Indonesia yang lebih dinamis. Indonesia menunjukkan bahwa ia tidak hanya berpihak pada satu kekuatan besar, tetapi berusaha untuk mendalami kerjasama yang saling menguntungkan dengan berbagai pihak. Ini adalah langkah yang mencerminkan kesiapan Indonesia untuk mengambil peran yang lebih besar dalam dunia yang semakin multipolar.

Click to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *