Opini
Senjata Israel Terbaru, BBC?

Oleh: Lutfi Awaludin Basori
BBC, yang selama ini kita kenal sebagai lembaga media dengan reputasi kredibel, ternyata menyimpan sebuah rahasia besar yang baru terungkap. Bukan roket atau pesawat tempur canggih yang menjadi senjata Israel terbaru, melainkan sebuah posisi yang tak terduga: seorang editor bernama Raffi Berg. Berdasarkan laporan dari Drop Site News, Berg memiliki kendali hampir absolut atas narasi yang berhubungan dengan konflik Israel di Gaza. Sebagai editor yang memegang kendali penuh atas liputan tersebut, Berg diduga melakukan “penyaringan” yang hati-hati terhadap segala kritik terhadap Israel. Dari sekadar mengubah judul berita hingga menunda publikasi laporan penting, segala cara ditempuh untuk memastikan bahwa pemberitaan tidak akan menyentuh Israel secara negatif.
Ini bukan soal kebetulan atau kesalahan editorial semata. Hal ini lebih mirip sebuah kampanye pengaruh yang dirancang dengan cermat, di mana fakta dibelokkan dan narasi diputarbalikkan demi kepentingan politik. Bayangkan sebuah organisasi yang memiliki pengaruh global sebesar BBC, yang seharusnya bertugas menyampaikan kebenaran, malah menjadi alat untuk menyebarkan propaganda. Laporan yang mengungkapkan genosida oleh Israel, misalnya, bisa dengan mudah ditunda selama berjam-jam atau tidak dipublikasikan sama sekali. Ini adalah tindakan yang tak bisa disebut sebagai bias lagi, tetapi lebih tepat disebut propaganda. Dan inilah yang mengarah pada pengaburan kebenaran.
Apa yang terjadi di BBC lebih dari sekadar masalah editorial; ini adalah soal bagaimana media besar memanipulasi persepsi dunia. Dengan lebih dari satu miliar pengunjung di situsnya setiap bulan, BBC memiliki kekuatan untuk membentuk cara jutaan orang melihat dunia. Ketika media sebesar ini dengan sengaja memutarbalikkan fakta, dampaknya tak bisa dianggap remeh. Kekuatan media seperti BBC bukan hanya tentang menyampaikan informasi, tetapi tentang membangun narasi yang bisa mempengaruhi kebijakan publik, opini internasional, dan bahkan keputusan negara-negara besar. Jika berita yang disajikan hanya menyajikan satu sisi cerita, dalam hal ini yang menguntungkan Israel, maka kita sedang berhadapan dengan sebuah kebohongan yang dibungkus dalam balutan informasi.
Media seharusnya menjadi tempat untuk mencari kebenaran, tapi BBC kini tampaknya telah memilih untuk menjadi alat bagi kekuatan tertentu. Kekuasaan Berg dalam menentukan jalannya pemberitaan bukan hanya sebuah keprihatinan bagi jurnalisme, tetapi juga bagi keadilan global. Bayangkan ketika tindakan brutal terhadap Palestina—yang menewaskan lebih dari 45.000 orang, mayoritas perempuan dan anak-anak—dianggap hanya sebagai “insiden” atau sekadar klaim sepihak. BBC, sebagai salah satu sumber informasi utama bagi dunia, memilih untuk mendiskreditkan laporan-laporan yang mencerminkan kenyataan ini.
Yang lebih mencolok lagi adalah bagaimana kata-kata yang digunakan untuk menggambarkan tindakan Israel selalu dipilih dengan sangat hati-hati. Ketika kekejaman Hamas disebut dengan kata-kata yang keras seperti “pembantaian” atau “kekejaman,” hal yang sama tidak terjadi ketika membicarakan tindakan Israel. Bahkan kata-kata seperti “evakuasi” digunakan untuk menggambarkan pengusiran paksa warga Palestina dari rumah mereka. Semua ini adalah bagian dari upaya sistematis untuk mengurangi dampak dari kekejaman yang dilakukan oleh Israel.
BBC, dengan seluruh pengaruhnya, secara sengaja memilih untuk mengaburkan kebenaran. Mereka memilih untuk tidak mempermasalahkan keputusan Israel yang menutup akses media internasional ke Gaza. Mereka memilih untuk lebih banyak mempercayai narasi dari Israel tanpa memberi ruang untuk perspektif Palestina. Bahkan ketika Israel mengklaim membunuh seluruh keluarga dalam serangan udara, BBC memilih headline yang menyembunyikan fakta ini dan hanya menggambarkan peristiwa itu sebagai kehilangan pribadi tanpa menyebutkan siapa yang bertanggung jawab. Media yang seharusnya mengungkap kebenaran malah membentuk persepsi yang keliru.
Dampak dari semua ini sangat besar. Tidak hanya bagi Palestina, tetapi juga bagi dunia secara keseluruhan. Ketika BBC mengabaikan fakta dan menyebarkan propaganda, dunia menjadi terdistorsi. Apa yang terjadi di Gaza bukan lagi masalah kemanusiaan, tetapi hanya perdebatan politik yang hanya dilihat dari satu sisi. Ketika kebenaran dibungkam, kita semua kehilangan pegangan untuk memahami dunia dengan objektif. Dunia yang seharusnya melihat Israel sebagai pihak yang terlibat dalam kekerasan sistematis justru malah dibuat bingung dengan narasi yang dibentuk oleh media. Ini bukan hanya kerugian bagi rakyat Palestina, tetapi juga bagi setiap orang yang menginginkan informasi yang jujur dan seimbang.
Tentu saja, semua ini bisa disebut sebagai bagian dari strategi Israel dalam memperpanjang pengaruhnya, namun lebih dari itu, ini adalah bentuk kegagalan media dalam menjalankan tugasnya sebagai penjaga kebenaran. Ketika media besar sekelas BBC terlibat dalam propaganda, dunia kehilangan salah satu mekanisme paling penting untuk memastikan bahwa kebenaran tetap terjaga. Kita harus bertanya, siapa lagi yang akan berbicara jika suara media yang seharusnya independen sudah terbelenggu oleh agenda politik? Siapa yang akan mengungkapkan realitas Palestina jika laporan-laporan yang menyentuh Israel terus dibungkam? Apakah dunia akan terus menelan semua narasi yang dibentuk oleh pihak-pihak yang memiliki agenda tertentu?
*Sumber: The Cradle