Connect with us

Opini

Karma Gaza: Kebijakan Israel Jadi Bumerang

Published

on

Oleh: Lutfi Awaludin Basori

Berita dari Thailand beberapa waktu lalu membawa pesan ironi yang nyaring. Seorang wisatawan Israel, yang sedang menikmati liburannya, menjadi sasaran kekerasan dari sekelompok pemuda Jerman. Pukulan dan makian yang diterimanya seolah tak hanya menyasar dirinya sebagai individu, tetapi juga identitasnya sebagai warga negara Israel. Sang korban yakin, ini bukan insiden acak. Ia merasa dirinya memang sengaja dijadikan target karena kewarganegaraannya.

Donasi ke Vichara via Saweria

Dukung Vichara dengan berdonasi 💛

Respon pemerintah Israel predictable, seperti biasa: menaikkan level travel warning ke Thailand. Nasihat standar untuk menghindari tempat-tempat yang “diidentifikasi dengan Israel” pun diumumkan. Tapi di sini muncul pertanyaan menarik: jika pola serangan ini terulang di negara lain, apakah Israel akan terus mengeluarkan peringatan serupa? Sampai kapan? Dan untuk berapa banyak negara? Pada titik tertentu, daftar negara yang harus dihindari warganya mungkin akan mencakup setengah dunia.

Ironi ini tidak bisa dilepaskan dari apa yang dilakukan Israel di Gaza. Serangan-serangan kejam, blokade yang melumpuhkan, dan kebijakan represif terhadap rakyat Palestina telah menciptakan resonansi kemarahan di seluruh dunia. Dunia internasional mungkin tidak punya keberanian untuk menghukum Israel secara langsung, tetapi masyarakat global punya caranya sendiri. Insiden di Thailand hanyalah satu contoh kecil dari bagaimana kebijakan brutal Israel akhirnya menyusul warganya sendiri.

Dalam kasus ini, travel warning hanyalah plester kecil untuk luka yang menganga. Alih-alih melindungi warganya, kebijakan ini justru menegaskan isolasi yang semakin dalam. Pada dasarnya, Israel sedang menghadapi konsekuensi dari apa yang mereka tanam. Reputasi mereka sebagai negara yang terus menindas Palestina kini membayangi warganya, bahkan saat mereka jauh dari rumah.

Daripada terus menyalahkan pihak lain atau mengeluarkan travel warning, Israel perlu bercermin. Bagaimana mereka bisa berharap mendapatkan keamanan dan rasa hormat dari dunia jika mereka sendiri terus melukai rakyat Gaza tanpa henti? Insiden di Thailand adalah peringatan nyata bahwa kebijakan semacam itu tidak hanya menciptakan musuh di kawasan, tetapi juga di seluruh dunia.

Bola ada di tangan Israel. Mereka bisa terus menyangkal, terus bersikap defensif, dan semakin terisolasi. Atau mereka bisa memilih jalan yang lebih manusiawi: menghentikan blokade di Gaza, menunjukkan niat baik untuk berdialog, dan mengupayakan perdamaian yang nyata. Jika tidak, jangan heran jika bumerang yang mereka lempar akhirnya terus kembali, dan kali ini dengan kekuatan yang lebih besar. Warga dunia mungkin tidak punya senjata, tetapi mereka punya suara, tindakan, dan kemarahan yang siap menghukum ketidakadilan.

Click to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Artikel Populer